SERANG – Calon legislatif (caleg) semakin sulit untuk
meyakinkan calon pemilih. Hal ini terlihat dari banyaknya pelanggaran kampanye yang
dialkukan caleg, dari mulai sosialisasi melalui alat peraga kampanye (APK)
hingga politik uang. Kesulitan juga dialami oleh caleg petahana yang dilaporkan
menggunakan politik uang untuk meyakinkan pemilih.
“Kompetisinya sangat terbuka dan ketat. Caleg petahana
tidak cukup pede (percaya diri-red) untuk bersaing. Makanya ada laporan cara-cara
yang dilarang dalam kampanye tetap dilakukan,” terang akademisi Untirta
Gandung Ismanto kepada wartawan, Rabu (2/3/2014).
Selain kompetisi yang terbuka lebar, pergeseran cara hidup
masyarakat juga memengaruhi calon pemilih. “Masyarakat yang semakin
pragmatis juga menyebabkan caleg dapat menempuh cara kampanye yang
dilarang,” paparnya.
Gandung menjelaskan, untuk saat ini, sulit bagi para caleg
datang kepada masyarakat jika hanya sebatas menawarkan visi dan misi serta
program ketika ia terpilih. “Uang, barang, serta fasilitas dan hal-hal nyata
tidak dapat dihindari oleh para caleg untuk menarik simpati masyarakat,”
ujarnya.
Hal yang mestinya menjadi modal untuk para caleg, lanjut
Gandung, adalah membangun relasi jauh-jauh hari dengan masyarakat. Tidak
sebatas mendekati masyarakat ketika menjelang kampanye. Komunikasi sangat
dibutuhkan agar transaksi gagasan caleg dan masyarakat terbangun. “Bukan
relasi instan menjelang pemilu. Tapi beberapa caleg sudah ada yang
melakukannya, sayangnya tidak banyak,” tutup Gandung. (WAHYUDIN)