JAKARTA – Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan, karena tidak
partai politik memperoleh suara yang signifikan, untuk membentuk pemerintahan
tetap akan menempuh jalur kompromi alias koalisi. Keadaan ini dinilai tetap
mendorong adanya politik “dagang sapi”.
“Pemenang pemilu legislatif memang ada. Tapi perolehan
suaranya tidak signifikan. Fakta ini mendorong partai politik peserta Pemilu
untuk kompromi yang biasanya mengarah ke praktik dagang sapi,” kata Marzuki
Alie, di Jakarta, Sabtu (12/4/2014).
Kalau syahwat berkuasa elit politik tidak terkontrol, mantan
Sekjen Partai Demokrat itu memperkirakan kondisi politik menjelang Pilpres akan
semakin parah dibanding pilpres sebelumnya.
“Muara dari seluruh persoalan tersebut akan melahirkan
kekuatan pemerintahan yang tidak stabil karena bertambahnya jumlah partai yang
lolos ke DPR dan kekuataannya relatif merata,” ujar Marzuki.
Seharusnya menurut Wakil Ketua Wanbin Demokrat itu, sejak
awal parliamentary threshold digandakan dari 2,5 persen pada pemilu 2009
menjadi 5 persen pada Pemilu 2014.
“Hanya dengan cara menaikkan parliamentary threshold
itu proses penyederhanaan partai politik bisa dilakukan secara elegan. Apalagi
pembentukan fraksi tidak ditentukan jumlah kursi sehingga setiap partai bisa
membentuk fraksi, maka akan membuat peta kekuatan di DPR semakin ramai dan
kacau,” pungkasnya.(fas/jpnn)