SERANG – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Serang Achmad Widijanto mengungkapkan, inflasi di Kota Serang hingga Juli 2014 paling tinggi dibanding wilayah lain di Provinsi Banten.
“Untuk inflasi tahun kalender 2014, Kota Serang menempati peringkat pertama dengan angka 4,12 persen, sementara di peringkat kedua Kota Cilegon 3,75 persen,” ungkap Achmad Widijanto kepada wartawan di kantornya, Selasa (12/8/2014) sore.
Achmad beralasan, inflasi mengalami peningkatan karena indikator peningkatan harga barang di Kota Serang yang tinggi, seperti bahan makanan, makanan jadi, minuman, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, komunikasi, dan transportasi. “Khusus untuk Kota Serang tertinggi harga berada di makanan jadi, transportasi, dan komunikasi yang semakin melejit. Terlebih pada Juli lalu saat Ramadan dan Idul Fitri,” ungkapnya.
Achmad menambahkan, pada Juli lalu dari 186 komoditi yang mengalami perubahan harga, 139 di antaranya mengalami kenaikan seperti tarif listrik, tomat, bawang merah hingga tarif angkutan antar-kota. Sementara sisanya mengalami penurunan, seperti gula pasir dan biskuit. “Inflasi ini ibarat dua mata pisau, jika mengalami peningkatan maka yang terkena dampaknya yakni konsumen. Sementara jika mengalami penurunan atau deflasi maka yang terkena imbas yakni pelaku usaha, seperti petani dan pedagang,” ungkapnya.
BPS berharap kepada Pemkot Serang agar mengendalikan laju pertumbuhan harga di ibukota Provinsi Banten ini. “Dalam menangani inflasi ini, peran pemerintah diharapkan dapat mengendalikan pasokan barang di pasaran, sehingga harga tidak terjadi peningkatan. Paling tidak agar rentang inflasi tetap stabil,” harapnya. (Fauzan Dardiri)