SERANG – Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Serang Tri Tjahjo, mengatakan saat masa peralihan musim bencana yang paling berpotensi di wilayah Banten adalah angin puting beliung.
“Puting beliung dapat terjadi di mana saja, khususnya di daerah yang vegetasi atau pepohonannya kurang, juga di daerah yang suhunya panas atau bertekanan rendah, seperti daerah industri,” ungkap Tri kepada wartawan saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (1/12/2014).
Dikatakan Tri, daerah yang suhunya panas maka di atasnya akan terbentuk awan kovektif dengan kemungkinan besar. Puting beliung juga lebih banyak terjadi siang atau sore hari, jarang kalau malam hari.
“Sekarang sudah masuk penghujan tapi awal-awalnya atau pancaroba. Potensi paling banyak puting beliung saat pancaroba. Di Banten besar banget potensi puting beliung,” kata Tri.
Selanjutnya Tri menjelaskan angin puting beliung tidak akan berlangsung lama dan hanya akan terjadi sekitar 3-5 menit dengan kecepatan angin mencapai 30-40 knot atau sekitar 80 kilometer per jam. “Daya rusak puting beliung bisa sampai 5 kilo, sementara daya lintasannya bentuk garis lurus atau lurus,” jelasnya.
Tri menyatakan, puting beliung sebetulnya dapat diperkirakan kedatangannya. Adapun cirinya yaitu bila saat pagi hari udara terasa panas, lalu sekitar pukul 10.00 WIB awan tumbuh bergumpal-gumpang, lalu menjelang siang awan tersebut akan menghitam atau biasa disebut awan cumulunimbus. “Dan orang yang berada di bawah awan itu akan merasa udaranya dingin, maka saat itu berpotensi akan terjadi puting beliung,” katanya.
Tri mengungkapkan, bahwa sejak hari Minggu (30/11) lalu hingga kemarin, wilayah Jawa bagian barat diterpa angin kencang berkekuatan 16 knot atau sekitar 32 kilometer per jam. “Kondisi ini menurut perhitungan masih dalam keadaan normal, karena bila sudah ekstrem, maka kecepatannya di atas 25 knot. Angin kencang terjadi karena ada pusat tekanan rendah di utara Australia yang sifatnya sebentar atau sementara,” ungkapnya,
Ia menyatakan saat ini masih proses perpindahan dari angin timur ke barat. Bahkan ia melihat arah angin saat ini berhembus dari selatan. Itulah yang menyebabkan tekanan angin di Jawa bagian barat.
“Bisa tiga harian ini. Tapi karena sifatnya temporeri maka akan hilang. angin kencang ini tidak akan sampai menumbangkan pohon seperti di Jakarta, melainkan hanya akan mematahkan reranting pohon,”ungkapnya. (Fauzan Dardiri)***