SERANG – Kapolda Banten Brigjen Pol M Zaulkarnain tidak berkomentar banyak soal perkembangan kasus ledakan di areal pabrik Steel Making Plant PT Krakatau Posco, pada 15 Desember 2014 lalu. Kapolda Banten terkesan berhati-hati memberikan keterangan terkait perkembangan hasil penyidikan atas kasus yang menewaskan satu orang pegawai bernama Yudha Aritama ini.
“Saya tidak bisa menyampaikan di sini karena bukan domain saya. Mabes Polri sedang memperoses. Yah, nanti salah saya,” ujar Kapolda Banten kepada wartawan usai mengikuti gelar pasukan Operasi Lilin 2014 di Mapolda Banten, Selasa (23/12).
Ditanya wartawan apakah kasus ini dilimpahkan ke Mabes Polri, Kapolda menampiknya. “Artinya Mabes Polri memback-up kita karena ahlinya di sana. Tetap Polda dan Polres yang menangani itu. Sampai sejauh mana penyelidikannya nanti apakah ujungnya human error atau force majeure. Kita lihat human error juga ada dua. Ada yang sengaja dan ada yang tidak sengaja,” terang Kapolda.
Ditanya lebih lanjut mengenai hasil penyelidikan sementara ini, lagi-lagi Kapolda Banten tetap tidak mau memberikan informasi lebih lanjut kepada wartawan. “Nanti hasil penyelidikannya. Hasil penyelidikan saya belum bisa menyimpulkan, hati-hati takut nanti menjustifikasi itu tidak boleh,” pungkasnya.
Sebelumnya, Penyidik Ketenagakerjaan dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Cilegon kembali terjun ke lokasi ledakan di areal pabrik Steel Making Plant PT Krakatau Posco, Senin (22/12). Setelah mengumpulkan data dan dokumen dari pihak manajemen perusahaan, hasil kesimpulan sementara penyidik, diketahui mesin converter yang beroperasi pada saat terjadinya ledakan dahsyat itu ternyata tidak mengantongi sertifikasi penggunaan alat dari Disnaker Cilegon.(Wahyudin)***
Baca berita soal ledakan di PT Krakatau Posco di link ini