Selain memberikan pengarahan tentang gerakan kaki dan postur tubuh pada saat parade baris-berbaris prajurit TNI, Panglima juga bahkan menghimbau Master Of Ceremony (MC) peringatan puncak HUT TNI untuk tidak menyebutkan nama negara asal diproduksinya alutsista milik TNI. “Nanti pada saat defile alutsista, cukup disebutkan nama dan jenis alutsistanya saja, tidak perlu disebutkan negara asalnya. Kalau itu produksi Indonesia, nggak apa-apa,” ujarnya.
Diketahui, TNI melakukan persiapan yang matang dalam penyelenggaraan hari jadinya yang ke-70 itu, karena pada puncak peringatan, momen yang turut dihadiri oleh Presiden Jokowi itu, juga akan turut disaksikan oleh sekitar lima ribu orang warga sipil yang menjadi tamu undangan. Masih kepada MC, Panglima juga mengimbau untuk menutup defile alutsista itu nantinya dengan semboyan khusus.
“Lalu setelah defile, ditutup dengan semboyan, prajurit TNI tidak akan pernah menyerah dan selalu menang dalam pertempuran. Itu kata-kata terakhirnya. Karena memang kita tidak pernah kalah kan? Siapa yang mau kalah? Kalau mau kalah, masuk kuburan sana,” katanya seraya disaksikan oleh jajaran perwira tinggi TNI lainnya saat tengah berada di panggung kehormatan. (Devi Krisna)