Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten, Ali Fadilah, mengatakan kendati museum negeri Provinsi Banten telah resmi, namun kegiatan permuseuman masih di bawah Balai Budaya Provinsi Banten. “Namun kegiatannya sudah seperti UPT. Kegiatan per museum sendiri sebetulnya sudah berjalan sejak 2012. Namun tempatnya berada dekat kantor Disbudpar,” papar Ali, Kamis (29/10/2015).
Museum Banten menurut Ali mengemban misi penting, di mana selain berfungsi sebagai pusat informasi sejarah, namun berfungsi sebagai sarana pendidikan dan pembentukan karakter masyarakat. Mengingat pentingnya fungsi tersebut, menurut Ali semua elemen harus bersama-sama mengaktivasi museum.
Sementara itu, Rano Karno mengatakan, museum Banten ini merupakan jawaban untuk keraguan masyarakat selama ini yang menginginkan adanya museum Banten. “Museum ini sempat mandeg (terhenti), setelah menunggu sembilan tahun akhirnya kita mempunyai museum ini,” pungkas Rano.
Penataan koleksi museum, lanjut Rano, akan mengikuti kemajuan teknologi. Agar fungsi museum mudah diterima masyarakat. “Museum bisa menjadi nilai ekonomis, bisa menjadi jendela wisata dan budaya Provinsi Banten, bisa memperkuat persatuan dan keragaman budaya di Provinsi Banten,” ujar Rano.
Ditemui di tempat sama, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hari Widianto mengatakan, koleksi yang ada di museum harus dilengkapi dan diperbanyak. “Tidak masalah koleksi yang ada di museum Banten Lama dipindahkan ke sini atau dibuat replikanya. Agar museum terlihat lebih menarik dan memberikan informasi lengkap,” ujar Hari. (Bayu)
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten, Ali Fadilah, mengatakan kendati museum negeri Provinsi Banten telah resmi, namun kegiatan permuseuman masih di bawah Balai Budaya Provinsi Banten. “Namun kegiatannya sudah seperti UPT. Kegiatan per museum sendiri sebetulnya sudah berjalan sejak 2012. Namun tempatnya berada dekat kantor Disbudpar,” papar Ali, Kamis (29/10/2015).
Museum Banten menurut Ali mengemban misi penting, di mana selain berfungsi sebagai pusat informasi sejarah, namun berfungsi sebagai sarana pendidikan dan pembentukan karakter masyarakat. Mengingat pentingnya fungsi tersebut, menurut Ali semua elemen harus bersama-sama mengaktivasi museum.
Sementara itu, Rano Karno mengatakan, museum Banten ini merupakan jawaban untuk keraguan masyarakat selama ini yang menginginkan adanya museum Banten. “Museum ini sempat mandeg (terhenti), setelah menunggu sembilan tahun akhirnya kita mempunyai museum ini,” pungkas Rano.
Penataan koleksi museum, lanjut Rano, akan mengikuti kemajuan teknologi. Agar fungsi museum mudah diterima masyarakat. “Museum bisa menjadi nilai ekonomis, bisa menjadi jendela wisata dan budaya Provinsi Banten, bisa memperkuat persatuan dan keragaman budaya di Provinsi Banten,” ujar Rano.
Ditemui di tempat sama, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hari Widianto mengatakan, koleksi yang ada di museum harus dilengkapi dan diperbanyak. “Tidak masalah koleksi yang ada di museum Banten Lama dipindahkan ke sini atau dibuat replikanya. Agar museum terlihat lebih menarik dan memberikan informasi lengkap,” ujar Hari. (Bayu)
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten, Ali Fadilah, mengatakan kendati museum negeri Provinsi Banten telah resmi, namun kegiatan permuseuman masih di bawah Balai Budaya Provinsi Banten. “Namun kegiatannya sudah seperti UPT. Kegiatan per museum sendiri sebetulnya sudah berjalan sejak 2012. Namun tempatnya berada dekat kantor Disbudpar,” papar Ali, Kamis (29/10/2015).
Museum Banten menurut Ali mengemban misi penting, di mana selain berfungsi sebagai pusat informasi sejarah, namun berfungsi sebagai sarana pendidikan dan pembentukan karakter masyarakat. Mengingat pentingnya fungsi tersebut, menurut Ali semua elemen harus bersama-sama mengaktivasi museum.
Sementara itu, Rano Karno mengatakan, museum Banten ini merupakan jawaban untuk keraguan masyarakat selama ini yang menginginkan adanya museum Banten. “Museum ini sempat mandeg (terhenti), setelah menunggu sembilan tahun akhirnya kita mempunyai museum ini,” pungkas Rano.
Penataan koleksi museum, lanjut Rano, akan mengikuti kemajuan teknologi. Agar fungsi museum mudah diterima masyarakat. “Museum bisa menjadi nilai ekonomis, bisa menjadi jendela wisata dan budaya Provinsi Banten, bisa memperkuat persatuan dan keragaman budaya di Provinsi Banten,” ujar Rano.
Ditemui di tempat sama, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hari Widianto mengatakan, koleksi yang ada di museum harus dilengkapi dan diperbanyak. “Tidak masalah koleksi yang ada di museum Banten Lama dipindahkan ke sini atau dibuat replikanya. Agar museum terlihat lebih menarik dan memberikan informasi lengkap,” ujar Hari. (Bayu)
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten, Ali Fadilah, mengatakan kendati museum negeri Provinsi Banten telah resmi, namun kegiatan permuseuman masih di bawah Balai Budaya Provinsi Banten. “Namun kegiatannya sudah seperti UPT. Kegiatan per museum sendiri sebetulnya sudah berjalan sejak 2012. Namun tempatnya berada dekat kantor Disbudpar,” papar Ali, Kamis (29/10/2015).
Museum Banten menurut Ali mengemban misi penting, di mana selain berfungsi sebagai pusat informasi sejarah, namun berfungsi sebagai sarana pendidikan dan pembentukan karakter masyarakat. Mengingat pentingnya fungsi tersebut, menurut Ali semua elemen harus bersama-sama mengaktivasi museum.
Sementara itu, Rano Karno mengatakan, museum Banten ini merupakan jawaban untuk keraguan masyarakat selama ini yang menginginkan adanya museum Banten. “Museum ini sempat mandeg (terhenti), setelah menunggu sembilan tahun akhirnya kita mempunyai museum ini,” pungkas Rano.
Penataan koleksi museum, lanjut Rano, akan mengikuti kemajuan teknologi. Agar fungsi museum mudah diterima masyarakat. “Museum bisa menjadi nilai ekonomis, bisa menjadi jendela wisata dan budaya Provinsi Banten, bisa memperkuat persatuan dan keragaman budaya di Provinsi Banten,” ujar Rano.
Ditemui di tempat sama, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hari Widianto mengatakan, koleksi yang ada di museum harus dilengkapi dan diperbanyak. “Tidak masalah koleksi yang ada di museum Banten Lama dipindahkan ke sini atau dibuat replikanya. Agar museum terlihat lebih menarik dan memberikan informasi lengkap,” ujar Hari. (Bayu)
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten, Ali Fadilah, mengatakan kendati museum negeri Provinsi Banten telah resmi, namun kegiatan permuseuman masih di bawah Balai Budaya Provinsi Banten. “Namun kegiatannya sudah seperti UPT. Kegiatan per museum sendiri sebetulnya sudah berjalan sejak 2012. Namun tempatnya berada dekat kantor Disbudpar,” papar Ali, Kamis (29/10/2015).
Museum Banten menurut Ali mengemban misi penting, di mana selain berfungsi sebagai pusat informasi sejarah, namun berfungsi sebagai sarana pendidikan dan pembentukan karakter masyarakat. Mengingat pentingnya fungsi tersebut, menurut Ali semua elemen harus bersama-sama mengaktivasi museum.
Sementara itu, Rano Karno mengatakan, museum Banten ini merupakan jawaban untuk keraguan masyarakat selama ini yang menginginkan adanya museum Banten. “Museum ini sempat mandeg (terhenti), setelah menunggu sembilan tahun akhirnya kita mempunyai museum ini,” pungkas Rano.
Penataan koleksi museum, lanjut Rano, akan mengikuti kemajuan teknologi. Agar fungsi museum mudah diterima masyarakat. “Museum bisa menjadi nilai ekonomis, bisa menjadi jendela wisata dan budaya Provinsi Banten, bisa memperkuat persatuan dan keragaman budaya di Provinsi Banten,” ujar Rano.
Ditemui di tempat sama, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hari Widianto mengatakan, koleksi yang ada di museum harus dilengkapi dan diperbanyak. “Tidak masalah koleksi yang ada di museum Banten Lama dipindahkan ke sini atau dibuat replikanya. Agar museum terlihat lebih menarik dan memberikan informasi lengkap,” ujar Hari. (Bayu)
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten, Ali Fadilah, mengatakan kendati museum negeri Provinsi Banten telah resmi, namun kegiatan permuseuman masih di bawah Balai Budaya Provinsi Banten. “Namun kegiatannya sudah seperti UPT. Kegiatan per museum sendiri sebetulnya sudah berjalan sejak 2012. Namun tempatnya berada dekat kantor Disbudpar,” papar Ali, Kamis (29/10/2015).
Museum Banten menurut Ali mengemban misi penting, di mana selain berfungsi sebagai pusat informasi sejarah, namun berfungsi sebagai sarana pendidikan dan pembentukan karakter masyarakat. Mengingat pentingnya fungsi tersebut, menurut Ali semua elemen harus bersama-sama mengaktivasi museum.
Sementara itu, Rano Karno mengatakan, museum Banten ini merupakan jawaban untuk keraguan masyarakat selama ini yang menginginkan adanya museum Banten. “Museum ini sempat mandeg (terhenti), setelah menunggu sembilan tahun akhirnya kita mempunyai museum ini,” pungkas Rano.
Penataan koleksi museum, lanjut Rano, akan mengikuti kemajuan teknologi. Agar fungsi museum mudah diterima masyarakat. “Museum bisa menjadi nilai ekonomis, bisa menjadi jendela wisata dan budaya Provinsi Banten, bisa memperkuat persatuan dan keragaman budaya di Provinsi Banten,” ujar Rano.
Ditemui di tempat sama, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hari Widianto mengatakan, koleksi yang ada di museum harus dilengkapi dan diperbanyak. “Tidak masalah koleksi yang ada di museum Banten Lama dipindahkan ke sini atau dibuat replikanya. Agar museum terlihat lebih menarik dan memberikan informasi lengkap,” ujar Hari. (Bayu)
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten, Ali Fadilah, mengatakan kendati museum negeri Provinsi Banten telah resmi, namun kegiatan permuseuman masih di bawah Balai Budaya Provinsi Banten. “Namun kegiatannya sudah seperti UPT. Kegiatan per museum sendiri sebetulnya sudah berjalan sejak 2012. Namun tempatnya berada dekat kantor Disbudpar,” papar Ali, Kamis (29/10/2015).
Museum Banten menurut Ali mengemban misi penting, di mana selain berfungsi sebagai pusat informasi sejarah, namun berfungsi sebagai sarana pendidikan dan pembentukan karakter masyarakat. Mengingat pentingnya fungsi tersebut, menurut Ali semua elemen harus bersama-sama mengaktivasi museum.
Sementara itu, Rano Karno mengatakan, museum Banten ini merupakan jawaban untuk keraguan masyarakat selama ini yang menginginkan adanya museum Banten. “Museum ini sempat mandeg (terhenti), setelah menunggu sembilan tahun akhirnya kita mempunyai museum ini,” pungkas Rano.
Penataan koleksi museum, lanjut Rano, akan mengikuti kemajuan teknologi. Agar fungsi museum mudah diterima masyarakat. “Museum bisa menjadi nilai ekonomis, bisa menjadi jendela wisata dan budaya Provinsi Banten, bisa memperkuat persatuan dan keragaman budaya di Provinsi Banten,” ujar Rano.
Ditemui di tempat sama, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hari Widianto mengatakan, koleksi yang ada di museum harus dilengkapi dan diperbanyak. “Tidak masalah koleksi yang ada di museum Banten Lama dipindahkan ke sini atau dibuat replikanya. Agar museum terlihat lebih menarik dan memberikan informasi lengkap,” ujar Hari. (Bayu)
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten, Ali Fadilah, mengatakan kendati museum negeri Provinsi Banten telah resmi, namun kegiatan permuseuman masih di bawah Balai Budaya Provinsi Banten. “Namun kegiatannya sudah seperti UPT. Kegiatan per museum sendiri sebetulnya sudah berjalan sejak 2012. Namun tempatnya berada dekat kantor Disbudpar,” papar Ali, Kamis (29/10/2015).
Museum Banten menurut Ali mengemban misi penting, di mana selain berfungsi sebagai pusat informasi sejarah, namun berfungsi sebagai sarana pendidikan dan pembentukan karakter masyarakat. Mengingat pentingnya fungsi tersebut, menurut Ali semua elemen harus bersama-sama mengaktivasi museum.
Sementara itu, Rano Karno mengatakan, museum Banten ini merupakan jawaban untuk keraguan masyarakat selama ini yang menginginkan adanya museum Banten. “Museum ini sempat mandeg (terhenti), setelah menunggu sembilan tahun akhirnya kita mempunyai museum ini,” pungkas Rano.
Penataan koleksi museum, lanjut Rano, akan mengikuti kemajuan teknologi. Agar fungsi museum mudah diterima masyarakat. “Museum bisa menjadi nilai ekonomis, bisa menjadi jendela wisata dan budaya Provinsi Banten, bisa memperkuat persatuan dan keragaman budaya di Provinsi Banten,” ujar Rano.
Ditemui di tempat sama, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hari Widianto mengatakan, koleksi yang ada di museum harus dilengkapi dan diperbanyak. “Tidak masalah koleksi yang ada di museum Banten Lama dipindahkan ke sini atau dibuat replikanya. Agar museum terlihat lebih menarik dan memberikan informasi lengkap,” ujar Hari. (Bayu)