SERANG – Orang-orang yang mengenal Iwan Kusuma Hamdan mengaku kaget dan merasa kehilangan dengan kepergian praktisi pendidikan di Banten ini. Iwan meninggal dunia pada Rabu (3/2) malam di Rumah Sakit Kencana Serang, setelah mengalami sesak di dada saat mengadakan rapat di SMAN 1 Kota Serang, malam itu juga. Iwan diperkirakan meninggal karena penyakit jantung.
Jenazah almarhum dimakamkan Kamis (4/2) di tempat permakaman umum Cipocok Jaya, tak jauh dari rumah duka, Grand Serang Asri, Cipocok Jaya, Kota Serang.
Keluarga, sejumlah teman dekat, pejabat Pemprov Banten dan pemerintah daerah di Banten mengantarkannya ke tempat peristirahatan terakhir.
Nanda Hija mengaku sangat sedih dan sangat terpukul dengan kepergian sang ayah. Nanda merupakan anak pertama dari enam bersaudara. “Ayah memiliki cara mendidik yang berbeda. Dia tidak menyamakan cara mendidik anak lelaki dan perempuan. Kalau ke perempuan ayah penuh kasih sayang, tapi ke anak lelaki seperti membiarkan, tapi itu untuk membentuk mental anak,” papar Nanda setelah pemakaman.
Nanda yang sudah berumah tangga mengaku menyesal lantaran tidak mendengarkan saran-saran ayahnya, yang sangat perhatian dalam urusan pendidikan anak-anaknya. “Yang saya sesali saat ini pesan ayah. Ia ingin saya menyelesaikan kuliah. Saya angkatan 2008 kuliah. Ayah terus mengingatkan saya dan meminta kepada saya untuk menyelesaikan kuliah, namun saya bandel, saya sangat menyesal,” ujarnya.
Di rumah duka, Asda III Pemprov Banten Widodo Hadi menyampaikan belasungkawa.
Almarhum semasa hidupnya, kata Widodo, sangat berjasa bagi Banten. Sosok yang mempunyai pengaruh dan mempunyai gagasan-gagasan bagus untuk Banten. “Saat menjabat kepala sekolah di CMBBS (SMA Cahaya Madani Boarding School) Pandeglang, dia sangat bagus. Dia salah satu yang membuat sekolah itu besar, belum lagi gagasannya saat di DRD. Saya sudah kenal lama dengan almarhum. Dia orang yang baik. Semoga keluarganya diberikan kesabaran,” papar Widodo.
Hal yang sama dikatakan Wakil Walikota Serang Sulhi. “Bulan lalu ketemu. Dia minta biodata saya. Saya merasa bersalah juga karena sampai sekarang belum sempat memberikan biodata lengkap saya,” papar Sulhi.
Sulhi mengaku sering berdiskusi dengan almarhum, terutama soal pendidikan. “Almarhum sosok yang penuh gagasan. Dia juga memberikan gagasan clean government. Terlalu panjang jika harus saya ceritakan. Yang pasti dia salah satu orang yang berpengaruh, ujarnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Banten Rukman Teddy juga mengaku baru kemarin berkomunikasi dengan almarhum terkait akreditasi lembaga pendidikan. “Baru kemarin siang saya telepon, soal akreditasi,” ujarnya. (Bayu)