LEBAK – Setiap kali datang bulan Muharram yang merupakan bulan suci bagi umat Islam, seluruh umat Islam mempunyai tradisi atau kebudayaan sendiri untuk memperingati bulan pertama dalam kalender Hijriyah ini. Banyak keistimewaan keindahan di bulan Hijriyah ini, selain tahun baru Islam yang diperingati setiap tanggal 10 Muharram, dalam bahasa jawa juga biasa disebut hari assyuro yang juga diperingati sebagai hari raya anak yatim.
Bahkan masih banyak kebiasaan umat Islam yang dilakukan di bulan Muharram, seperti mengadakan sunatan massal dan menyantuni anak yatim. Seperti juga halnya di Kampung Cokel Pasir Nangka, Desa Curugbitung, Kecamatan Curugbitung, Kabupaten Lebak, Banten yang memiliki kebudayaan rutin saat memasuki bulan Muharram, yaitu ziarah atau Haul ke makam Raden Kuncung Amarullah
Informasi yang dihimpun Radar Banten Online, makam tersebut dipercayai sebagai ulama besar dan tokoh penting terbentuknya kampung cokel. Beliau di makamkan di makam keramat cokel dan biasa diperingati pada tanggal 12 Muharram.
Idzhar salah seorang penziarah dari pondok pesantren Nurul Salam, Leuwiliang, Bogor mengaku, dirinya sudah sering datang kesini menjelang bulan Muharram datang, untuk memperingati haul wafatnya Raden Kuncung Amarullah yang diakui sebagai ulama besar.
“Saya sudah sering datang kesini saat bulan Muharram, untuk berziarah ke makam keramat Raden Kuncung Amarullah , karena memang sudah tradisi,” kata santri dari pondok pesantren Nurul Salam, Leuwiliang, Bogor ini, Minggu (1/10).
Sementara itu, Siti warga setempat mengatakan, tradisi ini memang sudah turun menurun. “Mereka (Penziarah-red) datang dari berbagai daerah atau kota, seperti dari Bogor, Tangerang, Parungpanjang dan kota lainnya,” katanya.
Siti juga menambahkan, kalau dilihat sebenarnya makam keramat ini bisa dijadikan objek wisata religi (ziarah-red) seperti di Banten, namun sangat disayangkan belum dikelola dengan baik. (Omat/twokhe@gmail.com).