Ini ketiga kalinya Kiyem (42), nama samaran, berganti suami. Seolah tak pernah bosan akan resepsi pernikahan, ia selalu mengharapkan hari bahagia itu datang. Parahnya, menganggap remeh urusan rumah tangga, Kiyem seenaknya menggoda suami tetangga.
Oalah, pelakor juga nih rupanya.
Tak heran jika Odah (45), bukan nama sebenarnya, tak bisa hidup tenang bersama sang suami tercinta, sebut saja Jaja (51). Bagai hidup di samping kandang singa, setiap hari, ia wanti-wanti agar sang suami tidak menjadi mangsa Kiyem sang janda. Kalau sampai terbuai rayuannya, siap-siap saja kehilangan cinta.
Widih, ngeri amat sih ini cerita. Bawa-bawa singa segala.
“Dia itu genit, Kang. Atuh saya sebagai istri wajarlah kalau khawatir. Apalagi penghasilan suami saya lumayan besar,” keluh Odah ketakutan.
Seperti diceritakan Odah, ia sangat tahu betul bagaimana perjalanan hidup Kiyem mulai dari suami pertama sampai suami ketiga. Jadi, tak heran jika ia ketakutan dengan tingkah dan kelakuan Kiyem yang rela melakukan apa saja demi mendapatkan apa yang diinginkan.
“Ini saya bukan ngomongin orang ya, Kang. Cuma mau curhat saja, lagian juga kejadiannya sudah lama. Dia itu tuh dekati lelaki cuma ingin duitnya doang,” tutur Odah sambil berbisik. Ah, masa sih Teh?
“Terserah, Kang, mau percaya atau enggak, yang penting saya mah sudah bilang sejujurnya,” tukas Odah.
Ia bercerita, ketika dengan suami pertama, Kiyem hidup bahagia. Bahkan setahun usia pernikahan, mereka dikaruniai anak yang lucu, membuat rumah tangga semakin harmonis. Namun, Tuhan berkehendak lain, musibah datang tak terduga, sang suami yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan swasta di Kota Tangerang, terserang demam.
Meski sudah dibawa ke klinik, kondisi sang suami tak ada perubahan. Parahnya, Kiyem hanya menganggap demam biasa. Sampai tiga minggu kemudian, suaminya tak kunjung sembuh. Malah semakin parah. Dibawalah ke rumah sakit terdekat, nahas, tiga hari dirawat, sang suami mengembuskan napas terakhirnya.
Kiyem stres menghadapi kenyataan. Dibantingnya perabotan rumah, beruntung ada saudara dan tetangga yang menenangkan, termasuk Odah. Kalau tidak, mungkin Kiyem sudah mengakhiri hidupnya. Ya ampun kasihan banget sih Teh Kiyem.
“Iya waktu itu sih kasihan banget, Kang. Apalagi kalau lihat anaknya, duh saya sampai menangis,” curhat Odah.
Semenjak kepergian sang suami, Kiyem banyak mengurung diri. Butuh waktu setahun lamanya untuk membuatnya bersikap seperti semula. Hingga ia mulai merasa mampu melupakan kenangan bersama almarhum, Kiyem kembali ke pribadinya semula.
Hingga godaan itu datang seiring bertambahnya usia. Seolah ingin menunjukkan kalau dirinya juga bisa bahagia hidup sendiri, Kiyem mengubah penampilan menjadi seksi. Tak hanya itu, ia juga kerap jalan-jalan ke tempat hiburan bersama lelaki. Aih-aih.
Singkat cerita, menikahlah Kiyem dengan lelaki yang usianya jauh lebih muda, tapi punya banyak harta. Merayakan pesta besar-besaran, keduanya tampak bahagia. Mengenakan gaun ala-ala raja dan ratu yang terkesan mewah, Kiyem dan sang kekasih resmi menjadi sepasang suami istri.
Hingga tiga bulan kemudian, entah karena masalah apa, tanpa ada keributan atau pertengkaran, tahu-tahu keduanya sudah pisah rumah. Ketika ditanya, Kiyem hanya diam seribu bahasa. Meski begitu, omongan miring tentang dirinya terlanjur menyebar, membuat Kiyem semakin brutal.
Terbukti, tak lama setelah perceraian, Kiyem sudah menemukan lelaki pengganti yang jauh lebih mapan. Tak peduli omongan orang, ia kembali melangsungkan pernikahan. Gegerlah warga kampung menggunjingkan tingkah Kiyem yang doyan menikah dengan lelaki kaya.
“Uh, waktu itu mah orang-orang pada kesal ke dia, soalnya setiap habis nikah tuh dia beli perhiasan, perabotan rumah, sampai waktu itu kebeli mobil pribadi,” terang Odah.
Namun seperti pernikahan sebelumnya, setelah puas menguras harta suami, perceraian pun terjadi. Kiyem kembali hidup seorang diri. Beruntung masih ada ibunya yang setia menemani. Hebatnya, apa pun yang dilakukan sang anak, ibunya selalu mendukung.
Hingga suatu hari, entah mungkin sudah terlalu lama sendiri dan tidak lagi mendapat lelaki, Kiyem melakukan tindakan yang di luar dugaan. Tak ada angin tak ada badai, ia berubah baik pada keluarga Odah. Setiap minggu membawa makan, membuat Odah merasa curiga.
Jangan begitu, Teh. Siapa tahu Teh Kiyem memang ingin bersilaturahmi.
“Ya saya sih awalnya mikir begitu, tapi orang-orang banyak yang mengingatkan supaya hati-hati, biasanya yang baik mendadak itu karena ada maunya,” curhat Odah.
Seolah mendapat petunjuk dari Tuhan, Odah pun mulai mencium adanya ketidakberesan. Di suatu sore ketika Jaja pulang bekerja, Kiyem mengetuk pintu rumah. Odah membukanya sambil mempersilakan masuk. Dengan pakaian seksi menggoda, ditambah keringat di dahinya, Kiyem memberi sayur ikan kepada Odah dan Jaja.
Odah tersenyum sambil menerima semangkuk sayur ikan. Namun ketika berbalik badan hendak menuju dapur, dari pantulan cermin di hadapannya, ia melihat Kiyem kedap-kedip mata pada sang suami tercinta. Lantaran tak bisa mengontrol emosi, disiramnya sayur ikan panas itu ke tubuh Kiyem.
Sang janda gelagapan sambil berteriak kesakitan. Jaja memarahi Odah, keributan pun terjadi. Meski sempat dimusyarahkan bersama RT setempat, Odah tak mau meminta maaf pada Kiyem. Ia mengaku, hal itu ia lakukan demi menjaga keutuhan rumah tangga. Oalah, benar juga sih. Semangat ya Teh Odah. Besok-besok kalau ada pelakor yang coba menggoda suami, siram saja lagi! hehe. (daru-zetizen/zee/ira/RBG)