Awalnya Sarnah (56) nama samaran, enggan meceritakan kisah masa lalunya. Kenangan pahit bersama lelaki yang pernah menemani hidupnya itu, sebut saja Darso (57), seolah tak bisa hilang dalam ingatan. Namun, setelah beberapa saudara membujuk, ia pun mau angkat bicara.
“Saya juga enggak ngerti Kang, dosa apa saya dapat suami kayak gitu,” keluh Sarnah kepada Radar Banten.
Katanya, peristiwa yang terjadi puluhan tahun lalu itu, saat Sarnah berusia 41 tahun dan Darso 42 tahun, sempat membuatnya syok dan benci setengah mati pada lelaki berperawakan tinggi kurus itu. Sarnah sebenarnya sudah curiga hal ini akan ia alami. Tapi ia tak pernah menyangka Darso akan setega itu.
Cerita dimulai jauh sebelum Sarnah mengenal Darso. Dahulu, sejak lahir anak kedua, suami pertamanya sering sakit-sakitan. Bertahan tiga tahun menghadapi masa kritis, akhirnya Sarnah ditinggal mati suami. Sejak saat itu hidupnya tak terkendali. Hidup sendiri berjuang menghidupi dua anaknya, Sarnah banting tulang mencari nafkah.
Hingga suatu hari, datanglah Darso dan mengajak menikah. Padahal Darso baru saja menceraikan istrinya. Dalam benak Sarnah, masa lalu akan selalu memberikan petunjuk untuk kehidupan di masa depan. Katanya, kisah rumah tangga Darso yang sudah dua kali gagal, membuat Sarnah yakin pasti ada hal buruk di dalam diri lelaki berperawakan tinggi itu. Aih, jangan suuzon gitu Teh.
“Ya saya juga awalnya mah enggak mikir gitu. Tapi setelah dapat cerita dari tetangga dan beberapa teman, semua bilang kayak gitu,” ungkapnya.
Seperti diceritakan Sarnah, istri pertama Darso meninggal gara-gara tak kuat memikirkan tingkah suaminya yang selalu keluar malam dan mabuk-mabukan. Di sisi lain Darso juga tidak pernah sadar akan tingkahnya yang menjadi penyebab semua derita sang istri. Namun, Darso tak pernah peduli.
Merasa punya kekuasaan dan kewenangan, Darso dengan gampangnya memilih wanita. Jadilah ia menikahi gadis umur sembilan belas tahun. Sang gadis tidak bisa berbuat banyak, atas desakan orangtua yang mungkin sudah diberi uang oleh Darso, pernikahan keduanya pun berlangsung. Tapi, lantaran pihak keluarga wanita tidak ingin pernikahan anaknya digembar-gemborkan, pernikahan pun berlangsung sederhana. Tidak ada pesta apalagi dangdutan. Semua berjalan biasa saja dan apa adanya.
Meski dapat istri muda, Darso lagi-lagi tidak bisa berdiam diri di rumah. Sifat petualang cintanya masih saja bergelora. ia melakukan kebiasaan lama yang tak mungkin bisa ditinggalkan, berjudi ditemani wanita-wanita cantik sepanjang malam. Nahas, sang istri muda mengetahui tingkah suaminya. Mengadu kepada orangtua tapi tidak ditanggapi, ia malah balas dendam dengan berselingkuh lagi. Menjalin kasih dengan pemuda kampung seusianya. Weleh-weleh, repot juga, ya!
Apesnya, diam-diam Darso mengetahui perbuatan sang istri, ia pun menginterogasi dan melihat banyak foto pemuda di ponsel istrinya. Darso naik darah, dibanting ponsel hingga berhamburan ke mana-mana. Sang istri menangis menyesali diri. Tanpa sedikit pun berbelas kasih, Darso melayangkan surat perceraian. Ia tidak bisa menerima maaf dari seorang wanita remaja yang sudah mengkhianatinya.
Sebulan perceraian, terdengar kabar bahwa ada pengantin baru yang ditinggal mati suami. Itu tak lain ialah Sarnah. Darso pun langsung menjalankan aksinya, mendatangi Sarnah dan berbaik-baik di hadapannya.
“Ya, waktu itu sih Kang Darso bilang pengin kenalan dan jalin silaturahmi gitu,” akunya.
Semakin hari Darso semakin akrab dengan Sarnah, bahkan hampir setiap malam minggu, ia tak absen mengunjungi Sarnah. Membawa makanan dan barang bawaan lain, Sarnah dibuat bahagia olehnya. Biasalah yah, cowok kalau lagi ada maunya, emang bakal ngasih apa aja yang diminta.
“Eh tapi saya enggak minta kok Kang. Dia nawarin sendiri, saya mah kalau dikasih ya terima aja,” katanya.
Tiga bulan pendekatan, Darso mengajak Sarnah ke pelaminan. Bagaikan mimpi ketimpah durian, Sarnah merasa dapat kebahagiaan. Meski awalnya sempat mikir-mikir karena kabar buruk masa lalu Darso. Tapi karena orangtua dan beberapa saudara menyetujui, ia pun menerima lamaran Darso.
“Ya dulu dia janji dan bilang kalau sudah capek ganti istri. Dia pengin habisin masa tuanya sama saya,” kata Sarnah.
Bukan perkara sulit bagi Darso menggaet hati wanita. Harta bertebaran di mana-mana, membuat lelaki terkaya di salah satu kampung di Kabupaten Serang itu, mudah mendapatkan wanita yang ia cinta. Ya, maklumlah siapa pun memang akan sulit menolak kalau uang sudah bertindak. Meski hati bilang tidak suka, tapi kebutuhan hidup jauh lebih penting dari segalanya.
Singkat cerita, mereka pun menikah dengan pesta sederhana. Hanya mengundang tetangga dan kerabat dekat, Darso dan Sarnah resmi menjadi sepasang suami istri. Di awal pernikahan, Darso bersikap dewasa dan penuh wibawa. Sarnah bagaikan ratu kerajaan yang semua kebutuhannya selalu terpenuhi. Mulai dari mikap, perhiasan, pakaian merek terbaru, tas-tas cantik, semua dapat dengan mudah ia beli. Pokoknya, Darso sangat memanjakan Sarnah dengan harta yang ia miliki.
Setahun usia pernikahan, Sarnah melahirkan anak pertama, membuat Darso semakin bahagia. Rumah tangga mereka harmonis dan penuh kebahagiaan. Namun, tampaknya kenikmatan memang tidak pernah mau berkompromi dengan keabadian.
Desas-desus dari tetangga, Darso punya wanita simpanan yang tak lain ialah artis dangdut kampung favoritnya. Sikapnya kepada Sarnah mulai acuh, membuat sang istri emosi dan selalu mempertanyakan hal-hal aneh terkait hubungan Darso dengan artis dangdut seperti yang dikatakan orang-orang.
Anehnya, Darso tidak pernah mengaku, ia hanya diam seribu bahasa. Semakin lama, Sarnah sudah habis kesabarannya, ia mengamuk dan mengatakan perselingkuhan Darso. Darso pun naik darah, akhirnya ia mengaku juga. keributan malam itu menjadi akhir dari rumah tangga Darso dan Sarnah. Mereka bercerai meninggalkan kenangan indah masa-masa silam.
Beruntung Darso masih memberikan modal harta kepada Srnah untuk biaya hidup sehari-hari. Di kesendiriannya kini, Sarnah mencoba bangkit dengan menghidupi anaknya. Sedangkan Darso masih asyik menikmati dunianya yang penuh dengan kesenangan bersama artis dangdut simpanan. Sabar ya Teh. Semoga Kang Darso sadar dan mengakui kesalahannya! Amin. (daru-zetizen/zee/ags)