SERANG- Sepanjang 2020, sebanyak 52 rumah di Kota Serang roboh lantaran terkena angin kencang. Puluhan rumah itu tersebar di 27 kelurahan di Kota Serang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang mencatat sepanjang 2020 angin kencang telah menimpa 27 kelurahan di enam kecamatan di Kota Serang.
Rinciannya, di Kecamatan Kasemen ada 26 rumah roboh. Rumah itu berada di Kelurahan Warung Jaud, Kasemen, Kilasan, Banten, Bandung, Masjid Priyayi, Sawah Luhur.
Lalu, ada 15 rumah di Kecamatan Walantaka. Di antaranya tersebar di Kelurahan Tegalsari, Pagaragung, Pabuaran, Penyampaian, Lebakwangi, Teritih dan Pipitan.
Di Kecamatan Taktakan ada empat rumah roboh di KelurahanSayar, Sepang, Cilowong, dan Taktakan. Untuk Kecamatan Serang ada tiga rumah roboh di Kelurahan Unyur, Lopang, dan Sumur Pecung.
Tiga rumah lagi roboh di Kelurahan Tembong, Penancangan, dan Banjarsari di wilayah Kecamatan Cipocokjaya.
Terakhir, sebuah rumah roboh di Kelurahan Curug, Kecamatan Curug.”Data kami, selama 2020 ada 52 rumah roboh. Penyebab utamanya angin kencang atau puting beliung,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Serang Diat Hermawan kepada Radar Banten, Minggu (10/1).
Kata Diat, faktor penyebab puluhan rumah tersebut roboh adalah hujan deras disertai angin kencang, tidak layak huni, tembok tetap dan atap kayu keropos. “Ada beberapa langkah yang dilakukan. Seperti, melakukan assesment, memberikan bantuan logistik dan mengkoordinasikan dengan OPD terkait seperti Perkim (Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman-red),” katanya.
Namun, sambung Diat, musibah tersebut tidak sampai menyebabkan korban jiwa. “Kejadian terakhir terjadi di Lingkungan Padasuka, Kelurahan Sayar, Kecamatan Taktakan pada 24 Desember 2020,” terangnya.
Terpisah, Camat Kasemen Mashudi mengaku selama dirinya menjabat ada dua rumah roboh akibat angin puting beliung. Keduanya terjadi di Kelurahan Sawah Luhur. “Selama saya bertugas (Jadi Camat-red) ada dua kejadian. Kami langsung terjun memberikan bantuan,” katanya.
Dijelaskan Mashudi, banyaknya rumah roboh di Kecamatan Kasemen lantaran sebagian berada di area persawahan, sehingga angin kencang langsung menerjang rumah. “Daerah persawahan kan anginnya lebih kencang. Enggak ada yang mem-filter seperti pohon besar,” terangnya.
Kata Mashudi, pihaknya melalui Kelurahan dan RT/RW meminta masyarakat untuk mewaspadai angin kencang disertai hujan. “Kita selalu memberikan imbauan kepada masyarakat,” terangnya. (fdr/nda)