CILEGON – Keterwakilan perempuan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cilegon masih minim.
Untuk mendorong meningkatnya jumlah keterwakilan perempuan di lembaga legislatif tersebut, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Cilegon menggelar workshop leadership bagi perempuan.
Kepala DP3AKB Kota Cilegon Heny A Susila menjelaskan, melalui pelatihan kepemimpinan ini DP3AKB mendorong perempuan Kota Cilegon untuk menjadi anggota legislatif.
“Pesertanya kaum perempuan dari anggota aktivis partai politik, kita kumpulkan alhamdulillah semua partai politik hadir terwakili kalau tidak salah masing-masing dua orang,” papar Heny, Kamis (26/8).
Dijelaskan Heny, periode saat ini terjadi penurunan jumlah anggota DPRD Kota Cilegon perempuan.
Periode lalu, anggota legislatif perempuan sebanyak tujuh orang atau 17 persen dari total 35 anggota DPRD Kota Cilegon.
“Tetapi di periode sekarang ini terjadi penurunan, padahal anggota parlemen nambah 40, perempuan hanya ada empat berarti turun tujuh persen, jadi kalau di persentase kan hanya 10 persen,” papar Heny.
Sebagai dinas pemberdayaan perempuan, Heny menganggap hal itu menjadi bagian yang perlu mendapatkan perhatian.
DP3AKB ingin mendorong agar jumlah perempuan yang aktif berpolitik bertambah.
“Kemudian mendorong partisipasi masyarakat yang lain, mengajak mereka supaya perempuan-perempuan Cilegon itu tidak kalah dengan perempuan di kabupaten lain,” paparnya.
Dengan banyaknya perempuan yang berpartisipasi di legislatif, diharapkan, aspirasi-aspirasi perempuan makin maksimal terserap.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Cilegon Nurrotul Uyun menjelaskan, agar bisa duduk di parlemen, perempuan harus berani mendorong potensi dalam diri.
“Potensi itu ada, perempuan di Kota Cilegon banyak yang berpotensi, tinggal bagaimana memaksimalkan potensi itu,” ujar Uyun.
Menurut Uyun, perempuan harus mampu berkomunikasi dengan semua kalangan, sehingga potensi itu bisa semakin maksimal.
Soal keterwakilan perempuan di parlemen, setiap parpol sudah mencalonkan 30 persen caleg adalah perempuan.
Namun diakui, yang berhasil duduk masih belum sampai jumlah 30 persen tersebut.
“Ini jadi PR kita agar perempuan terus mengasah potensi, membuka ruang komunikasi dengan semua pihak, berani bicara, berani berpendapat,” ujarnya. (Bayu Mulyana)