Menurut Agus, kematian ibu bukan hanya disebabkan karena faktor medis. Tetapi dari sikap masyarakat yang harus diubah. “Masyarakat juga masih banyak yang menggunakan jasa dukun beranak untuk persalinan. Padahal tugas dukun beranak hanya mendampingi saja, tidak untuk persalinan,” ucapnya.
Untuk menekan laju kasus kematian ibu, pihaknya mengaku sudah melakukan berbagai upaya. “Dengan pertemuan ini, kementerian akan melakukan pendampingan. Kemudian kita atasi persoalannya mulai dari hulu yakni sikap masyarakat,” katanya.
Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah pada Kementerian Dalam Negeri Zanariah mengatakan, pemerintah pusat mendorong pemerintah daerah yang angka kematian ibunya tinggi untuk melakukan penanganan. “Caranya dengan reproduksi kesehatan,” katanya.
Ia mengatakan, ada 200 daerah di Indonesia yang tingkat kematian ibunya tinggi. Kemudian, pihaknya menyaring lima daerah sebagai pilot project salah satunya Kabupaten Serang. “Nanti lima daerah ini jadi role model buat daerah lainnya,” ujarnya.
Pihaknya melihat penanganan kematian ibu di Kabupaten Serang sudah bagus. Namun, masih dilakukan sendiri-sendiri. “Penanganannya harus lintas sektor, seperti kita juga sama lintas kementerian, ada dari Kemendagri, Kemenkes, Bappenas, BKKBN,” pungkasnya. (jek/bie)