SERANG,RADARBANTEN.CO.ID – Selama tahun 2023, angka kematian bayi (AKB) di Kota Serang mencapai 63 kasus. Data tersebut mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2022 sebanyak 32 kasus, dan tahun 2021 sebanyak 13.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang Ahmad Hasanudin menjelaskan, berdasarkan catatan pihaknya, angka kematian bayi telah mengalami peningkatan setiap tahunnya.
“Memang angka kematian bayi dari tahun 2017 sebanyak 27. Kemudian, tahun 2018 sebanyak 24, tahun 2019 sebanyak 27, dan tahun 2020 sebanyak 29. Selanjutnya, tahun 2021 sebanyak 13, dan 2022 sebanyak 32, serta tahun 2023 sebanyak 63,” ujarnya, Rabu 10 Januari 2024.
Dijelaskan Hasan, faktor penyebab kematian bayi disebabkan oleh berat badan lahir rendah (BBLR) sehingga mengakibatkan sejumlah permasalahan pada bayi.
Contohnya, lanjut Hasan, seperti gagal pernapasan atau disebut asfiksia yang membuat bayi sulit bernapas. “Hampir 26 kematian bayi disebabkan oleh asfiksia atau gagal bernapas. Karena, bayi lahir dengan BBLR,” jelasnya.
Ia menuturkan, data tersebut berdasarkan laporan yang diterima oleh pihaknya dari setiap Puskesmas di enam Kecamatan di Kota Serang.
Diketahui, jumlah AKB tersebut terdiri dari Puskesmas Kilasah sebanyak sembilan kasus bayi yang meninggal, kemudian Puskesmas Banten Girang sebanyak lima kasus, Puskesmas Unyur lima kasus, dan Puskesmas Curug lima kasus.
Lalu di Puskesmas Banjar Agung lima kasus, Puskesmas kasemen lima kasus, Puskesmas Pancur lima kasus, dan Cipocok Jaya lima kasus, Puskesmas Rau empat kasus, Kalodran empat kasus, Puskesmas Serang Kota tiga kasus, Taktakan tiga kasus, Walantaka dua kasus, Sawah Luhur satu kasus, Puskesmas Ciracas satu kasus, dan Singandaru satu kasus.
Reporter: Nahrul Muhilmi











