PANDEGLANG,RADARBANTEN.CO.ID–Bencana banjir masih melanda di wilayah Kabupaten Pandeglang. Kondisi tersebut membuat para siswa terpaksa diliburkan. Hingga saat ini, genangan air belum surut sepenuhnya.
Dalam kejadian banjir sebelumnya dilaporkan tiga kecamatan di Kabupaten Pandeglang terdampak, yaitu Patia, Sukaresmi, dan Pagelaran. Kini, Kecamatan Bojong juga turut terdampak. Selain itu juga 16 desa mengalami terputusnya akses karena dampak banjir yang menutupi jalan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun RADARBANTEN.CO.ID, Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD-PK) Kabupaten Pandeglang mencatat 1.573 kepala keluarga (KK) dan 80 hektare lahan pertanian warga tergenangi air dampak akibat banjir tersebut.
Saat dikonfirmasi oleh RADARBANTEN.CO.ID, Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dindikpora) Pandeglang, Hasan Bisri, menyatakan bahwa kegiatan belajar mengajar para siswa sekolah terpaksa diliburkan sementara waktu akibat kondisi banjir.
“Keputusan ini diambil mengingat tidak memungkinkan untuk belajar, serta untuk mengurangi risiko keamanan dan kesehatan bagi para guru dan siswa,” ungkapnya, Senin 5 Februari 2024.
Ia menjelaskan, dalam menghadapi luapan air hujan, kepala sekolah menjadi pihak yang lebih memahami situasi di wilayahnya tersebut. Para Kepala Sekolah telah memahami dengan baik Prosedur Operasional Standar (SOP) kebencanaan.
Terpisah, Kepala Desa Idaman Kecamatan Patia Ilman menyampaikan, untuk kondisi saat ini masih nampak tergenangi banjir dengan intensitas ketinggian 35-50 centimeter. Namun dengan begitu wilayah lainnya tampak mulai berangsur surut.
“Kala untuk ketinggian dikisaran tiga puluh lima sampai lima puluh centimeter, kondisi warga yang jelas belum ada yang mengungsi karena rata-rata rumah disini tinggi,” katanya.
Air banjir yang masih menggenangi permukiman warga, membuat aktivitas warga dan anak-anak siswa sekolah sedikit terganggu tak bisa aktivitas seperti biasanya, lantaran putusnya akses jalan antar desa di wilayah yang terdampak banjir tersebut.
“Cuma nggak bisa aktivitas karena jalannya putus-putus terhalang banjir, anak sekolah kalau di sini terpaksa diliburkan mulai dari SD SMP TK dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) karena kondisi sekolahnya terendam banjir, kalau wilayah lain kurang tahu,” jelasnya.
Ilman mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati menghadapi luapan air. Anak-anak juga disarankan untuk diawasi, menghindari potensi risiko seperti kehadiran hewan buas selama situasi banjir. (*)
Reporter: Moch Madani Prasetia
Edirtor: Agung S Pambudi