SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Pertarungan suara Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 DPR RI di daerah pilih (dapil) Banten I diprediksi akan berlangsung sengit. Sebab, pada dapil yang meliputi Kabupaten Lebak dan Pandeglang ini terdapat sejumlah tokoh yang berasal dari keluarga ternama dan juga elite politik nasional.
Tiga trah itu yakni Mulyadi Jayabaya di Kabupaten Lebak, Dimyati Natakusumah di Pandeglang, dan Ratu Atut Chosiyah. Ketiganya memiliki kekuatan politik di masing-masing daerah.
Namun, selain tiga trah itu terdapat juga beberapa elite politik nasional dan petinggi partai. Seperti Bonnie Triyana sebagai sejarawan yang menjadi caleg DPR RI dapil Banten I dari PDI Perjuangan.
Ada juga politikus Gerindra, Ali Zamroni yang jadi pertahana di DPR RI. Lalu Iip Miftahul Choiri dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang juga sama sebagai pertanana di DPR RI, serta Ahmad Fauzi selaku Ketua DPW PKB Banten.
Peneliti Banten Institute for Governance Studies (BIGS) Harits Hijrah Wicaksana mengatakan, kekuatan para elite politik itu tidak boleh dipandang remeh, khususnya para pertahana.
“Pertahana ini memiliki basis masa riil, mereka memilihara masa dengan terus turun ke lapangan selama mereka menjabat. Tentunya ini jadi power mereka tersendiri,” ujar Harits kepada RADARBANTEN.CO.ID, Selasa 6 Februari 2024.
Harits mengatakan, pertarungan antara trah dengan elite politik ini terlihat jelas, bahkan baik trah Jayabaya maupun Natakusumah terdapat persaingan internal.
Yang mana, pada trah Jayabaya Iti Octavia Jayabaya dari Partai Demokrat turut berebutan suara dengan adiknya yakni Hasbi Ashidiki dari Partai PDIP. Sedangkan dari trah Natakusumah, ada Dimyati Natakusumah dari PKS dengan kedua putra putrinya yang juga ikut nyaleg ke DPR RI melalui partai Demokrat dan PKB.
“Nah ini yang seru, Hasbi dari PDI akan berebut suara dengan tetehnya dari Demokrat . Nah ini berarti betul-betul pertempuran yang luar biasa, apakah nanti akan bagi-bagi suara atau seperti apa, kita lihat nanti,” ucapnya.
Jalan bagi Hasbi untuk mempertahankan kursinya di DPR RI sendiri tidaklah mudah, sebab PDIP memberikan nomor urut 1 yang jadi nomor urutnya di Pileg 2019 lalu kepada Bonnie Triyana. Kini, dirinya mendapatkan nomor urut 3.
Menurutnya, pergeseran nomor urut ini menjadi pukulan bagi Hasbi maupun trah Jayabaya. Terlebih, ayahanya yakni Mulyadi Jayabaya telah mendeklarasikan diri untuk mendukung Prabowo Subianto di Pemilu 2024
“Tentunya ini menjadi pukulan secara politik bagi Hasbi, karena Pak Hasbi juga tidak mendapat posisi yang strategis di pusat,” tuturnya.
Terlepas dari itu, Dosen Magister Administrasi Publik Universitas Esa Unggul ini meyebut kekuatan logistik baik dari trah dinasti maupun elite politik akan mempengaruhi suara ke depan. Sebab, masyarakat sendiri sudah melek terhadap politik uang.
“Hari ini masyarakat sepertinya sudah berbicara politik transaksional, jadi siapa yang menyiapkan paling besar itu yang akan dipilih. Itu temuan di lapangan,” terangnya.
Hal ini pun perlu menjadi catatan bagi penyelenggara dan pengawas pemilu. Politik uang ini tidak boleh dibiarkan karena akan menyebabkan kemunduran demokrasi. Harits berharap jika Bawaslu bisa melakukan pencegahan dan penindakan bagi siapa pun yang melakukan politik uang.
“Bukan berbicara elite lokal dan elite nasional lagi, tapi masyarakat saat ini berbicara tentang logistik. Namun saya harap hal itu bisa dicegah, karena kita berhak berdemokrasi dan mendapatkan para pemimpin yang mengerti dan berkualitas. Kalau semuanya ditakar dan dinilai dari ukuran sisi amplop, itu akan membuat demokrasi kita semakin mundur,” imbuhnya.
Sementara, Ketua KPU Banten M Ihsan mengatakan, pada Pileg 2024 nanti akan ada 22 kursi DPR RI yang meliputi dapil Banten I, II dan III.
“Banten I enam kursi, Banten II enam, Banten III 10 kursi,” pungkasnya.
Reporter : Yusuf Permana
Editor: Aas Arbi