KABUPATEN TANGERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Jelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Banten tinggal menyisakan satu bulan lagi masa pendaftaran pasangan bakal calon Gubernur Banten.
Namun, saat ini belum ada tanda-tanda partai politik di Banten akan berkoalisi untuk mengusung pasangan calon Gubernur Banten periode 2024-2029
Menanggapi hal itu, akademisi dan pengamat kebijakan publik dari Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), Memed Chumaidi mengatakan, dalam dinamika politik, partai politik sering kali mengubah aliansi dan koalisi mereka sesuai dengan perkembangan situasi politik terbaru.
Hal ini kata Memed, dapat menciptakan ketidakpastian dan perubahan mendadak dalam peta koalisi.
“Apalagi, jika poses negosiasi untuk membentuk koalisi bisa memakan waktu yang lama, karena partai-partai berusaha mencapai kesepakatan mengenai calon yang akan diusung,” ungkap Memed, Selasa, 25 Juni 2024
Selain itu kata Memed, faktor lain yang mengakibatkan belum adanya koalisi partai saat ini dalam Pilkada Banten adalah adanya keputusan koalisi yang sering kali dipengaruhi oleh elite politik di tingkat pusat atau provinsi, yang di mana memiliki agenda dan kepentingan sendiri.
“Termasuk fragmentasi partai politik. Sebab, dengan banyaknya partai politik di Indonesia dan kecenderungan mereka untuk terfragmentasi membuat koalisi menjadi kompleks dan sulit diprediksi,” ucap Memed.
Memed juga bilang, partai-partai kecil mungkin bergabung atau keluar dari koalisi dengan cepat berdasarkan pertimbangan strategis.
Sebab kata dia, partai politik sering kali menghadapi tantangan dalam menyelaraskan kepentingan lokal dengan agenda nasional mereka.
“Dan, terkait Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang akhir-akhir ini disuarakan untuk selaras kepentingannya, bisa juga ini memunculkan perbedaan yang menyebabkan ketidakpastian dalam pembentukan koalisi di tingkat lokal,” katanya.
Memed juga menerangkan, semua faktor ini berkontribusi pada ketidakjelasan dan ketidakpastian dalam peta koalisi di Pilkada Banten. Dimana hal itu bisa menciptakan situasi yang dinamis dan sulit diprediksi hingga saat-saat terakhir menjelang penentuan ini kerap terjadi.
Ditambah kata Memed, partai dan kandidat sendiri sedang menyusun strategi untuk menang, karenanya mereka sedang saling intip dan itulah bagian dari strategi yang mereka lakukan.
“Sehingga, pada substansinya Pilkada Banten ini dianggap tinggal menunggu momentum yang pas soal waktu deklarasi kandidat pasangan. Karena sudah mengerucut kepada beberapa pasangan calon,” bebernya.
Dan pada kesimpulannya tambah Memed, kemungkinan terjadinya dua poros kekuatan bisa terjadi, antara kubu Airin, arief dan dimyati. Dan itu tinggal menunggu momentum yang tepat.
“Dilevel elit pun sudah muncul skema pasangan Airin-Ade Sumardi dan Dimyati-Arief yang bakal bertarung. Karena mereka sedang menunggu Keputusan endorsement partai politik yang siap dinahkodai oleh kandidat tersebut,” pungkasnya. (*)
Editor: Agus Priwandono