PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Tragedi tewasnya seorang siswi SMK penghuni kosan di Kelurahan Juhut, Kecamatan Karangtanjung, Kabupaten Pandeglang, yang ditemukan gantung diri di pintu kamar mandi kosannya, menggemparkan banyak pihak.
Di balik peristiwa ini, pedagang warung langganannya mengungkap sosok korban yang selama ini mereka kenal.
Korban, Harsulis Nur Rochma Chantika (18), merupakan sebagai pelanggan Warung Madura Pak Herman yang terletak tak jauh dari kosannya. Hampir tiap hari, siswi SMK tersebut belanja di Warung Madura tersebut.
“Dia sering ke sini, orangnya sangat baik, enggak neko-neko, enggak nakal. Baik lah orangnya itu, sering belanja ke sini, beli jajanan dan lainnya,” ungkap Herman saat diwawancarai Radar Banten, Minggu 4 Agustus 2024.
Herman juga menceritakan, ibu korban juga sempat menitipkan putrinya kepada istrinya selama menjalani pendidikan di SMKN 2 Pandeglang, di mana korban saat ini duduk di bangku kelas 3.
“Ibunya juga sempat nitip anaknya ke istri saya karena ibunya jauh ya, di Palembang. Dia sekolah di sini,” ujarnya.
Mendengar kabar tentang siswi SMK yang tewas gantung diri di dalam kamar kosan tersebut, Herman mengaku sangat kaget. Peristiwa ini menyisakan duka mendalam dan ketakutan di kalangan penghuni kosan dan tetangga.
Suasana kosan yang biasanya ramai dengan aktivitas penghuninya kini berubah menjadi sepi. Pintu-pintu kamar tampak tertutup rapat, menambah kesan lengang di lingkungan kosan tersebut.
“Kalau biasanya jam dua belas ke atas, jam satu malam itu ada aja yang lapar-lapar jajan ke sini, tapi sekarang mah jam sembilan sudah sepi,” kata Herman, menggambarkan perubahan suasana setelah kejadian itu.
Herman mendoakan almarhum siswi SMK tersebut agar diampuni segala dosanya dan kesalahannya. “Ya mudah-mudahan diampuni segala kesalahannya,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan siswi SMK Negeri 2 Pandeglang, Harsulis Nur Rochma Chantika (18), ditemukan meninggal dunia dengan tubuh tergantung di kayu pintu kamar mandi di kontrakannya, Kampung Juhut Noval, RT 001 RW 001, Kelurahan Juhut, Kecamatan Karangtanjung, Kabupaten Pandeglang, Jumat 2 Agustus 2024, sekira pukul 08.00 WIB.
Jasad korban pertama kali diketahui oleh pemilik kontrakan, Hariadi Surahman, yang curiga melihat sepeda motor terparkir di depan kontrakan dari Kamis sore 1 Agustus 2024, sampai Jumat pagi 2 Agustus 2024.
Bibi korban, Mega Silvia, mengaku terakhir komunikasi dengan korban pada Kamis sore 1 Agustus 2024.
“Saya kemarin komunikasi, katanya dia janji pulang sekolah mau menginap di rumah. Cuma waktu jam 6 (18.00 WIB) sore kurang, dia itu ngechat tapi dibalas lagi enggak ada jawaban,” kata Mega di rumah kontrakan korban, Jumat 2 Agustus 2024.
“Mau makan kalau pulang sekolah karena sudah enggak ada duit katanya. Ya udah kalau mau ke rumah, ke rumah aja, kalau makan mah, tinggal makan kalau enggak ada jajan nanti dikasih gitu,” katanya.
Namun, korban tak kunjung mendatangi rumah bibinya. “Sampai sore jam 6 kurang saya chat, ia enggak balas lagi. Mungkin itu sudah kejadian,” katanya.
Mega mengaku terakhir bertemu dengan korban pada Rabu malam, 31 Juli 2024, saat korban menginap di rumahnya.
“Ia cerita tentang cowoknya, temen sekelas. Katanya cowok itu brengsek, dia sudah ngedapatin badannya terus ditinggalin,” katanya.
Kata Mega, korban ditolak oleh cowoknya sampai dibilang kasar lewat kata-kata. “Mungkin bukti percakapan korban dan cowoknya ada di hanphonenya. Di HP dianya,” katanya.
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk tidak melakukan tindakan serupa. Bila anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Editor: Mastur Huda