LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Lebak berkolaborasi dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VIII, menggelar diskusi budaya pada perhelatan Festival Seni Multatuli (FSM), Minggu 15 September 2024.
Digelarnya diskusi budaya, untuk membuka peluang dan mendorong para pelaku ekonomi kreatif salah satunya content creator untuk mempromosikan agar pariwisata di Lebak semakin baik didukung dengan paket wisata, sentra oleh-oleh dari hasil UMKM warga lokal dan lainnya.
Diketahui dari data dari Dinkop UMKM di Banten, jumlah UMKM di Banten ada 900.000, namun 70 persennya berada di Tangerang Raya dan 30 persen tersebar di Lebak, Pandeglang dan wilayah lainnya di Banten. Pada diskusi kali ini, dihadirkan dua pengisi acara dari Disbudpar Lebak dan Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten.
Analis Pariwisata pada Disbudpar Lebak sekaligus pengisi acara, Aditya Nugraha mengatakan, bahwa perubahan dan pembangunan dalam ekonomi budaya dan pariwisata tidak akan mencapai jika tujuan akhirnya jika belum sempurna.
Menurutnya, hal tersebut dikarenakan perubahan yang dinamis terjadi pada masyarakat yang diiringi dengan perubahan pengetahuan dan teknologi.
“Kita tidak bisa pungkiri bahwa perubahan tidak bisa dicegah oleh kekuatan apapun, hal tersebut berdampak pada kebijakan yang ada,” ujarnya pada diskusi budaya pada Festival Seni Multatuli, Sabtu 14 September 2024.
Dijelaskan Adit, fenomena situasi sosial ekonomi dan pariwisata Indonesia memunculkan pertanyaan apakah kepariwisataan akan terpengaruh pada hal ini. Jika pariwisata juga harus mengalami perubahan sebagai respon terhadap situasi sosial ekonomi masyarakat. Hal ini sangat relevan karena pariwisata merupakan bagian dari perubahan sosial budaya dan ekonomi, begitu pula sebaliknya.
“Pariwisata harus melakukan pengembangan kreativitas manusia dan pikiran dalam pemenuhan suatu hal yang baru dan berguna dalam mensejahterakan masyarakat,” terangnya.
Sementara itu pengisi acara lainnya, Ekonomi Yunior Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten, Muhamad Faruq mengatakan, BI memiliki visi mendukung pengembangan UMKM dan dukungan akses keuangan. Sejauh ini, BI telah melakukan pembinaan dan pelatihan pada para pelaku UMKM di Banten guna mendorong agar UMKM masyarakat terus tumbuh.
“Kami ada program dukungan UMKM tapi tidak banyak, setiap tahun kami membuka pendaftaran,” ucapnya.
Pelatihan dan pembinaan yang telah dilakukan BI pada pelaku UMKM bukan hanya menjadi tanggungjawab BI semata, melainkan perlu dukungan semua lembaga pemerintah di Banten.
“Ini bukan hanya tanggungjawab BI semata, perlu dukungan semua lembaga di Banten untuk mendorong UMKM agar simpanan masyarakat bertambah, ekonomi tumbuh, baik, produknya bagus, dipercaya masyarakat dan UMKM Banten terus meningkat,” jelasnya.
Ia menambahkan, BI mendukung pemajuan kebudayaan dalam bidang perekonomian agar mampu menjadi daya tarik wisatawan dan memajukan ekonomi di daerah.
“Kami mendukung dari segi perekonomiannya, bagaimana objek budaya bisa menjadi daya tarik sehingga orang yang datang berwisata bisa sambil belajar, berkunjung dan membeli produk UMKM di daerah sehingga ekonomi di daerah semakin maju dan tumbuh,” pungkasnya.
Editor: Abdul Rozak