CILEGON,RADARBANTEN.CO.ID – M Wahyu, warga Kabupaten Lebak menceritakan dukungannya terhadap Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.
Pemuda berusia 25 tahun ini mengaku mendukung keberlangsungan Program BPJS Kesehatan karena melalui program itu, Ia merasa bisa membantu orang lain yang tengah mengalami masalah.
Wahyu sendiri adalah peserta BPJS Kesehatan kelas I dari sektor penerima upah. Ia mengaku sampai sekarang belum pernah menggunakan manfaat dari kepesertaan BPJS Kesehatan.
Bukan karena tidak ingin, tapi karena sejauh ini Ia mengaku tidak pernah bertemu dengan momentum dimana mendesaknya menggunakan program jaminan kesehatan tersebut.
Namun, pekerja swasta ini mengaku kerap melihat orang di sekitarnya yang menggunakan program tersebut untuk berobat baik ke fasilitas kesehatan (faskes) tingkat satu maupun tingkat lanjutan.
“Meskipun saya belum pernah secara langsung, tapi untuk di lingkungan saya sangat membantu,” tutur Wahyu.
Ia mengaku merasa bisa ikut membantu orang dengan tetap rutin membayar iuran BPJS Kesehatan meski tidak menggunakannya secara rutin.
Wahyu mengaku sedikitnya faham bagaimana BPJS Kesehatan ini bekerja, di mana di dalamnya ada asas gotong royong.
Dengan tetap rutin membayar iuran BPJS Kesehatan, sebagai sesama peserta ikut membantu orang yang lain yang tengah alami persoalan kesehatan.
“BPJS Kesehatan bagus menurut saya, karena itu memang salah satu jaminan kesehatan untuk masyarakat juga,” tutur Wahyu.
Meski belum pernah menggunakan fasilitas dari BPJS Kesehatan, Wahyu mengaku kerap mendengarkan curhatan dari orang di sekitarnya tentang pelayanan yang diterima oleh peserta BPJS Kesehatan.
Misalnya, banyak peserta BPJS Kesehatan seperti dikesampingkan oleh fasilitas kesehatan saat berobat. Fasilitas kesehatan terkesan mengutamakan pasien mandiri dibandingkan peserta BPJS Kesehatan.
“Saya sih harapannya dalam praktik penggunaan BPJS Kesehatan bisa lebih ditingkatkan, karena masih banyak dari masyarakat seperti dikesampingkan, saya harap pelayanan di faskesnya dapat lebih baik lagi untuk pengguna BPJS Kesehatan,” tutur Wahyu.
Wahyu memahmi jika hal itu bukan sepenuhnya kesalahan dari pihak BPJS Kesehatan, namun alangkah lebih baiknya jika pihak BPJS Kesehatan juga memperhatikan bagaimana pihak fasilitas kesehatan dalam menangani pasien yang merupakan peserta BPJS Kesehatan.
Menurutnya, konsep program BPJS Kesehatan sudah sangat bagus, dimana masyarakat mempunyai kesempatan untuk mendapatkan layanan kesehatan yang mudah tanpa harus lagi memikirkan biaya berobat yang mencekik.
Dengan menjadi peserta BPJS Kesehatan masyarakat tidak lagi pusing memikirkan biaya saat jatuh sakit karena seluruh biaya pengobatan sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Namun, jika pada praktiknya masih ada fasilitas kesehatan yang membeda-bedakan pasien umum dan peserta BPJS Kesehatan, maka yang tercoreng adalah pihak BPJS Kesehatan.
“Bahkan ada yang akhirnya pakai umum demi bisa ditangani dengan cepat saat sakit,” tuturnya.
Sementara itu, masyarakat Kabupaten Lebak lainnya, Dani, mengaku mengapresiasi program BPJS Kesehatan.
Ia mengaku merasa terbantu dengan adanya program tersebut terutama saat Ia dan anggota keluarganya sakit.
“Yang pasti uang yang keluar gak sebesar kalau gak ada BPJS Kesehatan,” ujar peserta BPJS Kesehatan dari sektor penerima upah tersebut.
Kata Dani, Ia dan keluarganya sudah merasakan manfaat BPJS Kesehatan. Terlebih saat cuaca yang tidak pasti seperti saat ini, badan mudah jatuh sakit.
Ia mengaku belum lama ini menggunakan BPJS Kesehatan untuk berobat karena drop akibat dampak dari cuaca yang ekstrim.
“Cuaca begini gampang sakit, untung pake BPJS Kesehatan jadi untuk periksa dan obat gak usah bayar,” ujarnya.
Menurutnya, jika tidak menggunakan BPJS Kesehatan, untuk sakit ringan setidaknya uang Rp200 ribu harus disiapkan untuk biaya pemeriksaan dan menebus obat. (*)