SERANG,RADARBANTEN.CO.ID-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang meminta masyarakat untuk memperbaiki pola hidup agar terhindar dari penyakit diabetes melitus.
Pasalnya, penyakit tersebut sangat berbahaya, bahkan bisa menyebabkan komplikasi penyakit-penyakit lainnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan atau Dinkes Kabupaten Serang, Istianah Hariyanti mengatakan, penyakit diabetes melitus merupakan penyakit metabolik ataupun degeneratif yang dipengaruhi pola hidup dan pola makan.
“Pola makan yang bisa menyebabkan diabetes ialah diet dengan tinggi gula, atau berlebihan mengkonsumsi karbohidratnya, atau terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang manis,” katanya, Sabtu 28 Desember 2024.
Selain itu, lanjut Istianah, diabetes juga dapat disebabkan karena pola hidup yang kurang baik, salah satunya ialah kurangnya aktifitas fisik. Padahal, olah raga sangat bermanfaat untuk membakar kadar gula darah berlebih di dalam darah.
Ia mengatakan, secara teoritis seseorang hanya membutuhkan gula sebanyak lima sendok makan per hari. Untuk itu, agar menghindari terkena diabetes, maka masyarakat harus menjaga pola makan dan pola hidupnya.
“Itu bukan cuma gula murni, tetapi Nasi yang dimakan dan kue yang dimakan juga kan mengandung gula. Kalau berlebih ini akan mempengaruhi metabolisme,” ujarnya.
Istianah mengatakan, saat seseorang terkena penyakit Diabetes dia akan seumur hidup menderita diabetes.
Mereka yang sudah terdiagnosis hanya mampu mengendalikan kadar gula didalam darah saja tanpa bisa menyembuhkan penyakit diabetes.
“Makanya jumlahnya terus bertambah terakumulasi. Untuk tahun ini ada tambahan kasus sebanyak 17.321 kasus,” ujarnya.
Untuk itu, ia menghimbau masyarakat untuk melakukan pola hidup dengan menjaga pola makan dan rutin melakukan olahraga ataupun aktivitas lainnya.
Itu sangat penting karena bisa menjaga kondisi tubuh tetap baik. “Tentunya harus banyak melakukan aktifitas fisik sehingga bisa terhindar dari penyakit diabetes,” pungkasnya.
Reporter: Ahmad Rizal Ramdhani
Editor: Agung S Pambudi