SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Banten mencatat, terdapat ratusan wisatawan yang nyaris tenggelam saat berwisata di pantai-pantai yang ada di Banten.
Wisatawan yang nyaris tenggelam, saat menikmati pantai seperti pantai di Kecamatan Anyar (Kabupaten Serang), Pantai Carita (Kabupaten Pandeglang), dan Pantai Sawarna (Kabupaten Lebak) selama momentum libur Lebaran 2025.
Beruntung, mereka berhasil diselamatkan oleh personel Balawista Banten yang bersiaga di pantai selama masa libur panjang itu.
Ketua Balawista Banten, Ade Ervin, menyebut jika dalam sehari, pihaknya bisa menyelamatkan lebih dari 25 orang di seluruh pantai.
“Setiap harinya itu kita bisa menyelamatkan 25 orang yang hampir tenggelam terbawa ombak pantai. Alhamdulillah, ini berkat kesiapsiagaan teman-teman di lapangan sehingga korban jiwa bisa dicegah, ” ujar Ade kepada Radarbanten.co.id, Senin, 7 April 2025.
Dikatakannya, pada momentum libur Lebaran 2025, pihaknya tergabung dalam Program Siaga Wisata yang diampu oleh Dinas Pariwisata Banten.
Dalam program itu, Balawista Banten menurunkan 100 personelnya untuk disebar di setiap objek wisata tirta, khususnya daerah pantai di Banten.
“Mereka yang bersiaga merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) profesional yang sebelumnya sudah menjalani berbagai pelatihan dan tersertifikasi,” katanya.
Ade menuturkan, kejadian banyak ditemukan di wilayah pantai di Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang dan di Carita, Kabupaten Pandeglang.
Tidak hanya orang tenggelam, namun pihaknya juga banyak menemukan laporan anak hilang.
” Kalau di daerah Sawarna, Bayah, itu sedikit. Karena memang yang berwisata ke sana itu dominannya anak-anak muda, sementara di Anyar-Carita itu banyak anak-anak,” katanya.
Meski demikian, anak-anak yang hilang atau terpisah dari orang tuanya itu berhasil kembali dipertemukan dengan orang tua mereka.
Adapun korban hanyut di Pantai Goa Langir, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, menurut Ade, sampai saat ini masih belum ditemukan. Korban merupakan wisatawan asal Bogor.
“Selama momentum libur Lebaran tahun ini, kita catat ada satu peristiwa yang menimbulkan korban jiwa, sementara tahun lalu ada dua peristiwa. Peristiwa itu juga berlangsung di luar jam kerja personel sehingga korban tidak bisa diselamatkan, ” ungkapnya.
Ade tidak menampik jika personelnya kewalahan dalam menghadapi lonjakan wisatawan selama libur Lebaran tahun ini.
Katanya, 100 personel Balawista Banten harus menghadapi 1,3 juta wisatawan.
Belum lagi, keterbatasan peralatan penyelamatan yang juga belum memadai.
Hal ini tentu akan menjadi bahan evaluasi pihaknya bersama Dispar Banten untuk bagaimana meningkatkan pelayanan kepada wisatawan.
“Kita harap ini bisa jadi catatan dinas terkait, sebab pada dari asal libur lebaran kemarin sedikitnya ada Rp 500 miliar perputaran uang yang masuk dikawasan wisata kita. Ini perlu diperhatikan untuk bagaimana meningkatkan pelayanan guna memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan,” kata Ade sembari berharap adanya penambahan personel Balawista juga peralatan penyelamatan.
Editor: Agus Priwandono