PANDEGLANG,RADARBANTEN.CO.ID– Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) Pandeglang menyiagakan alat berat untuk mengantisipasi potensi longsor akibat meningkatnya curah hujan.
Langkah ini dilakukan agar akses jalan cepat dibuka dan material longsor segera dibersihkan jika bencana terjadi.
Kepala Pelaksana BPBDPK Pandeglang, Riza Ahmad Kurniawan, mengatakan pihaknya menyiapkan strategi menghadapi bencana hidrometeorologi, termasuk banjir dan longsor, sesuai peringatan dini dari BMKG.
“Berdasarkan siaran pers BMKG periode 12–16 November 2025, curah hujan di Banten, termasuk Pandeglang, diperkirakan meningkat. Kondisi atmosfer yang labil bisa memicu cuaca ekstrem,” kata Riza Ahmad Kurniawan, Kamis 13 November 2025.
Riza menyebut seluruh wilayah Pandeglang berpotensi bencana sesuai kontur wilayahnya. Daerah berketinggian rawan longsor, sedangkan wilayah pesisir berisiko banjir.
“Dari kajian risiko bencana, 35 kecamatan di Pandeglang berpotensi terdampak. Perbukitan seperti Jiput, Juhut, Mandalawangi, dan Cadasari rawan longsor, sementara pesisir berpotensi banjir,” ujarnya.
BPBDPK telah memetakan wilayah rawan dan menyerahkan hasil kajian kepada OPD terkait untuk ditindaklanjuti. Mitigasi dilakukan melalui sosialisasi, penyebaran informasi, dan kesiapan tim tanggap darurat.
“Kami bekerja sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) kebencanaan, mulai dari penyampaian informasi, mitigasi, hingga penanganan saat dan pascabencana. Untuk longsor, kami berkoordinasi dengan Dinas PUPR terkait alat berat,” jelasnya.
Meski belum ada longsor besar hingga pertengahan November, Riza meminta masyarakat tetap waspada terhadap cuaca ekstrem. Pihaknya menyiagakan personel dan alat berat di titik rawan untuk mempercepat respon jika bencana terjadi.
“Potensi longsor tetap ada karena hujan dan angin kencang mulai meningkat. Kami sudah siaga penuh dan siap mengerahkan alat berat bila dibutuhkan,” tegasnya.
BPBDPK juga mengimbau warga di perbukitan waspada terhadap tanda-tanda tanah bergerak seperti retakan atau keluarnya air keruh dari permukaan. Warga diminta segera melapor ke pihak desa atau BPBD jika menemukan gejala tersebut.
Reporter: Moch Madani Prasetia
Editor: Agung S Pambudi











