SERANG – Ada 2.600 pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Banten terkena dampak Covid-19. Berdasarkan data Dinas Koperasi (Diskop) dan UKM Provinsi Banten adalah Kota Tangerang yang jumlah pelaku UKM terdampak paling banyak, yakni 770.
Kepala Diskop dan UKM Provinsi Banten Tabrani mengatakan, pelaku UKM yang paling terdampak adalah di bidang kuliner. “Terutama di kawasan yang menerapkan PSBB (pembatasan sosial berskala besar-red),” ujar Tabrani, Minggu (10/5).
Selain Kota Tangerang, Tabrani mengatakan, ada juga 546 pelaku UKM di Kabupaten Lebak yang terdampak. Selanjutnya, 234 pelaku di Kota Tangerang Selatan, 222 di Kabupaten Pandeglang, dan 221 di Kota Cilegon. Berikutnya, 217 pelaku UKM di Kota Serang, 200 di Kabupaten Tangerang, dan 190 di Kabupaten Serang.
Kata dia, data itu didapat dari pemerintah kabupaten/kota masing-masing. Sebanyak 2.600 pelaku UKM itu diusulkan ke Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Banten untuk mendapatkan bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS) dari APBD Provinsi Banten.
Selain di wilayah PSBB, ia mengatakan, pelaku UKM tersebar di daerah wisata dan lembaga pendidikan, seperti sekolah dan kampus. Namun, ia mengaku ada beberapa pelaku UKM yang mengubah model dagang di era pandemi Covid-19 ini. “Yang tadinya offline jualan online. Atau ada juga yang hanya menerima pembelian take away, tidak makan di tempat,” katanya.
Ia mencontohkan, ada beberapa pelaku UKM bidang kuliner yang berada di Tangerang mengubah model dagang mereka. Sebelum pandemi, ada pelaku UKM yang berjualan kopi hingga ratusan gelas per hari. “Dan sekarang mereka jualan online,” ujar Tabrani.
Selain mengubah model dagang, ia mengatakan, pihaknya juga mendorong para pelaku mengubah jenis dagangannya. Apabila ada yang berjualan sepatu yang kurang laris di masa pandemi, bisa beralih berjualan masker.
Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UKM Kota Serang Yoyo Wicahyono mengatakan, masih melakukan verifikasi dan pendataan kepada pelaku UKM dan industri kecil menengah (IKM) yang terdampak Covid-19. Pemkot Serang memiliki kuota 10.238 UKM penerima bantuan senilai total nilai Rp5,119 miliar. “Setiap pelaku akan menerima Rp500 ribu satu kali saja,” terangnya.
Kata dia, berdasarkan database sebelum verifikasi, ada 10.524 UKM dan 3.714 IKM. Dengan begitu, totalnya 14.238.
Terkait dengan data pelaku UKM yang terdampak di Pemprov sebanyak 217 orang, Yoyo mengatakan, mereka kategori usaha kecil yang daftar secara online dan telah diverifikasi oleh pihaknya. “Daftarnya online, kami hanya legalitas saja. Mereka melalui forum dan komunitas melakukan pendaftaran online,” ujarnya. (nna/nda)