Lebak – Habieb Rizieq dikabarkan akan dikukuhkan menjadi imam besar umat Islam Indonesia malam ini di Banten. Informasi tersebut mendapatkan pembenaran dari Imam FPI Banten, KH. A. Qurthubi Jaelani. Menurutnya, pengukuhan tersebut akan dilakukan di pondok pesantren (ponpes) Al-Futuhiyah di Kampung Banjar Pahingeun, Desa Banjar Irigasi, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak.
“Istighosah kubro dan tabligh akbar sekaligus deklarasi alim ulama, jawara dan tokoh masyarakat Banten mengangkat Al’Allamah Alhabib Muhammad Rizieq Syihab Sebagai imam besar umat Islam RI,” kata KH.A.Qurthubi Jaelani, Senin (9/1).
Pengukuhan Habib Rizieq tersebut menurut Qurthubi Jaelani berbarengan dengan peringatan maulid nabi Muhammad dan milad Ponpes Salafi Al-Futuhiyah yang ke 27 dan wisuda santri putra putri Ponpes Al-Ftuhiyah angkatan ke 12.
Sementara itu, Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (PW GP) Ansor Provinsi Banten menyebutkan, beredarnya surat dukungan dijadikannya Habib Rizieq Sihab Imam Besar Umat Muslim Indonesia.
Ketua GP Ansor Banten, Ahmad Nuri mengatakan, surat dukungan yang tersebar di media sosial dan masyarakat, seolah-olah menjadi keharusan Umat Islam untuk mendukung Habib Rizieq sebagai Imam besar Umat Islam.
“Dalam perkembangan sejarah Islam di Indonesia tidak mengenal terminologi imam besar umat Islam Indonesia,” katanya saat konferensi pers di Sekretariat GP Ansor Banten di Perumahan Ciceri Permai Kota Serang, Senin (9/1).
Sementara itu, lanjut Nuri, pihaknya menolak surat tersebut dan juga meminta kepada Umat Islam yang ada di Banten khususnya dan di Indonesia umumnya untuk tetap menguatkan ukhuwah islamiyah, ukhuwah insaniyah dan ukhuwah wathoniyah dan tetap menjaga komitmen sebagai umat yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam Rahmatan Lil’alamin.
“Kami meminta kepada imat Islam untuk tidak menanggapi surat dukungan tersebut dan kepada MUI untu menelusuri dan melakukan Tabayun terhadap Habib Rizieq sebagai Imam Besar Umat Islam yang telah meresahkan Umat Islam,” katanya
Selain itu, ia juga menuturkan, pihaknya mendukung kepada pemerintah dan aparat penegak hukim untuk melakukan langkah-langkah strategis demi terciptanya kedamaian dan kondusifitas masyarakat di Provinsi Banten terkait dengan surat dukungan tersebut.
“kalau hal-hal seperti ini terus berlanjut, artinya ada surat dukungan, pasti kedepan bakal ada juga surat penolakan,”tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Umum GP Ansor Banten, Tb. Adam Marifat menilai, dukungan tersebut murni sarat politis, namun politis yang dimaksud bukan pada politis praktis namun lebih kepada politik ideologi, dimana muatannya tidak sekedar keindonesiaan tapi juga ada tumpangan-timpangan dari dunia internasional terhadap keislaman di Indonesia.
“Kita tidak pernah mengenal istilah imam besar dalam keislaman kita, di Al-Quran tidak ada, tidak ada juga aturan dari alim ulama dan rujukan harus ada imam nesar, jadi motif dukungan Habib Rizieq sebagai imam besar ini menurut saya adalah motif politik, karena kalau secara Syari atau secara agama itu sama sekali tidak mempunyai dasar,” katanya.
Ia juga menegaskan, berbicara kiblat keumatan di Indonesia, sejarah mencatat bahwa Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhamadiyah merupakan organisasi kemasyarakat yang menjaga keislaman dan keindonesiaan, tidak ada dari kedua Ormas tersebut yang mengharuskan ada Imam Besar, tidak ada juga dati para nenek moyang Islam di Indonesia yang mengharuskan ada imam besar.
“Umat Islam hari ini menurut saya jangan terlalu berpolitik, karena tugas kita adalah mengurusi pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, itu yg paling utama, para santri dulu memerdekakan indonesia berjuang merdeka agar mampu berdampingan dengan sesama umat islam atau bukan islam untuk kesejahteraan, kecerdasan kemudian agar toleransi dan hidup berdampingan itu hadir di Indonesia secara sah dilindungi oleh negara,” katanya. (Bayu dan Wirda)