SERANG – Karikatur sering dianggap karya seni rupa yang riang, ringan, dan enteng. Nyatanya karikatur pada media massa punya posisi strategis untuk memberikan pendidikan politik dengan tampilan humor dan kritik yang cerdas.
Hal ini menjadi perbincangan menarik dalam diskusi ‘Karikatur dan Kritik Terhadap Kekuasaan’ di ruang audio visual Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Banten, Jalan Raya Jakarta Km 4, Pakupatan, Kota Serang, Kamis (24/4/2014).
Acara hasil kerja sama antara Kubah Budaya dan BPAD Banten ini menghadirkan karikaturis Indra Kesuma dan akademisi Ikhsan Ahmad.
“Karikaturis tidak hanya mampu menggambar tetapi penguasaan wacana dan isu yang hangat di masyarakat harus dikuasai. Kebijakan pemerintah yang tidak pro masyarakat bisa jadi bahan kritik karikatur,” ungkap pria yang sempat menjadi karikaturis di salah satu media massa di Banten ini.
Indra mengatakan, popularitas perjalanan karikatur seiring dengan kehadiran surat kabar atau media massa. Perkembangan isu yang hangat di sebuah surat kabar menjadi sasaran karikaturis. “Perjalanan karikatur beriringan dengan perjalanan surat kabar.
Ada karikatur untuk masyarakat dan ada juga yang ditujukan untuk pemerintah. Karikatur merupakan komuniaksi politik saya tujukan untuk pemerintah untuk mengkritik kebijakan,” jelasnya.
Ikhsan Ahmad melihat posisi strategis karikatur untuk komunikasi dan pendidikan politik di masyarakat. “Karikatur kuat memuat pesan dan seninya. Mampu menguak peristiwa dengan kritis. Kalau kebanyakan komedi putus urat kritis kita. Tapi pada karikatur kritis namun tetap sisi humornya tetap ada,” paparnya.
Kritik pedas, lanjut Ikhsan, pada karikatur bisa menjadi salah satu sarana protes yang bisa dilakukan selain berdemonstrasi. Selain itu, keunggulan karikatur, menurut Ikhsan relatif dapat dimengerti kalangan lebih luas. “Karikatur lebih bisa sampai pada semua kalangan,” katanya. (WAHYUDIN)