SERANG – Ada cerita di balik aksi pemblokiran jalan yang dilakukan warga sekitar Gunung Santri, Kec Bojonegara, Kabupaten Serang. Ada sopir truk yang bersembunyi, ada juga aset perusahaan yang dibakar warga.
Penelusuran radarbanten.com, Rabu (22/10/2014) sore, menemukan abu hasil pembakaran ban di jalanan tak jauh dari bengkel tambal.
Pemilik tambal ban bernama Siregar mengatakan, asetnya sebagai pengusaha jasa tambal ban ludes. Sebanyak 40 buah ban bekas yang biasa dijualnya kepada sopir truk diduga diambil warga yang tampak marah mendatangi bengkel tambal bannya yang juga sebagai tempat tinggal.
“Saya diam di dalam rumah saja waktu mereka ambil ban,” ujarnya.
Warga juga memintanya untuk mengeluarkan ban truk di dalam rumah yang masih baru, beruntung ada salah satu warga bersenjata yang membelanya.
“Ambil kalau berani, saya celurit kalian,” kata Siregar menirukan orang yang membelanya.
Sementara Ruby, seorang sopir truk dari Menes, Pandeglang mengatakan, perasaanya sangat takut malam itu, karenanya ia memilih bersembunyi dari pantauan warga Bojonegara.
“Katanya malam tadi seorang ibu sama anak jatuh terlindas meninggal karena jalan rusak,” ungkapnya.
Ruby mengatakan, kemarahan warga wajar adanya, sebagai orang yang bekerja sebagai sopir truk di sebuah perusahaan selama, ia mengira pendapatan perusahaan di wilayah tersebut setiap bulannya miliaran rupiah.
“Tapi warga sini cuma dapet ngebulnya aja, kalau saya orang sini, saya juga pasti marah,” ungkapnya. (DIAN)