SERANG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten mengaku turut priharin atas musibah yang menimpa Dede Yeti bin Sulaeman Marhali (56), TKI asal kampung Pasir Pulo RT01/RW06, Kelurahan Cijoro Lebak, Rangkasbitung, yang mengalami pendarahan dan koma selama enam bulan di Arab Saudi.
“TKI tersebut jalan ke sana dengan jalan yang legal, gaji pun akan di urus, kepulangannya pun akan di urus,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Banten Rano Karno, Selasa (23/12/2014).
Dede Yeti sudah sebanyak tiga kali pergi ke Arab Saudi sebagai tenaga kerja untuk menghidupi keluarganya. Bahkan keempat anaknya pun berhasil lulus SMA berkat gaji dari negeri minya tersebut.
“Pihak majikan di Arab Saudi siap bayar gaji 1 tahun sebesar Rp 31 juta. Saya akan koordinasi terus dengan BP3TKI (Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia). Provinsi dan Disnaker (Dinas Tenaga Kerja),” terangnya.
Terkait masalah pembiayaan pemulangan TKI, Rano akan berkoordinasi dengan pihak terkait sehingga tidak memberatkan keluarga. “Sekarang sedang diproses kepulangan oleh BNP2TKI dengan PT. Bantal Perkasa Sejahtera tersebut terkait biaya kepulangan,” tegasnya.
Dede Yeti sempat mengalami koma selama enam bulan akibat terjatuh dari tangga lantai dua di rumah majikannya, Nuroh Abduloh Nasir Al Jebren beralamat Dammar Khobar, Arab Saudi. TKI asal Kabupaten Lebak tersebut kini tengah terbaring di Rumah Sakit (RS) Abdul Azis, Arab Saudi.
Kini, pihak Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) tengah menyusun pemulangan TKI asal Kabupaten Lebak tersebut dengan menunggu jaminan kondisi kesehatan dari Rumah Sakit Arab Saudi. Dede Yeti sendiri mulai menjadi TKI semenjak tahun 2010. (Idham)