SERANG – SDN Bugel, Kampung Bugel, Desa Pasir Limus, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang kondisinya sangat memprihatinkan. Tiga ruangan kelas terdiri dari kelas 1, 2 dan 3 sudah tidak layak lagi digunakan tempat kegiatan belajar mengajar.
Kondisi ruangan kelas mengalami kerusakan parah, mulai dari lantainya yang sudah tak terawat yang bercampur tanah dan debu. Tembok dan plafon pun sudah mulai retak dan berlubang. Ditambah kursi dan meja murid pun banyak yang sudah tidak layak pakai.
Kepala SDN Bugel Muhamad Rais membenarkan kondisi sekolahnya yang rusak parah, namun tetap saja dipakai sebagai sarana berkegiatan belajar. Ia terpaksa menggunakan ruang kelas itu karena sudah tidak ada lagi ruang kelas yang bisa dipakai.
Saat ini, jumlah siswa SDN Bugel sebanyak 192 siswa dari berbagai kampung di Desa Pasir Limus, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang. Sementara itu, siswa kelas 2 terdapat 27 siswa dan kelas 3 sejumlah 30 siswa yang menempati ruang kelas yang rusak parah itu.
“Itu ada tiga ruangan yang rusak, kelas 1, 2 dan 3. Tapi, yang tetap digunakan itu ruang kelas 2 dan 3” ujarnya.
Parahnya bangunan ini sudah terlihat sejak 2014 lalu. Kata dia, sekolahnya pernah direhab tahun 2005 dan 2008 namun hingga saat ini ruangan kelas tersebut belum pernah direhab kembali.
Ia mengatakan pihak pemerintah sudah ada yang datang mengunjungi sekolahnya seperti Perkim dan anggota dewan. “Memang ada respon, katanya sih kemarin-kemarin bulan agustus mau dibangun,” jelasnya saat ditemui Radar Banten Online, Selasa (18/7).
Rais berharap agar sekolahnya bisa cepat direhabilitasi mengingat SDN Bugel termasuk berprestasi bahkan kata dia selama empat tahun berturut-turut mendapat gelar juara FLSN, kerajinan tangan, MTQ dan matematika.
Dikatakan ruang kelas memprihatinkan, Guru SDN Bugel Eni Suhartini membenarkan keadaan kelas-kelasnya. Ia prihatin dengan kondisi kelas yang berdebu.
“Kasihan anak-anak di dalam kalau belajar kena debu. Kami setiap pagi selalu menyiram lantai itu. Otangtua juga komplain setiap pulang baju anaknya selalu kotor banyak bekas debu yang nempel,” jelasnya, Selasa (18/7).
Eni juga mengatakan kondisi ruangan kelas yang rusak parah dan berdebu tentunya bisa membahayakan kesehatan pernapasan bagi siswa-siswanya terutama kelas 2 dan 3. Ia pun bangga dengan siswa SDN Bugel yang berprestasi di tengah kondisi bangunan yang memprihatinkan.
Terpisah, Sekertaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupate Serang, Sarjudin membenarkan bahwa SDN Bugel mengalami kerusakan parah. Ia mengaku sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan bangunan biasanya di wilayah-wilayah pelosok.
Berdasarkan data yang disampaikan Sarjudin, jumlah sekolah dasar yang mengalami rusak berat sebanyak 500 lebih lokal atau ruang kelas dan mengalami rusak sedang berjumlah 800 sekolah yang tersebar diberbagai wilayah di Kabupaten Serang termasuk Sukabares, Waringinkurung dan Tamansari, Baros.
“Tiap kecamatan memang selalu ada sekolah yang rusak baik sedang maupun rusak parah. Kami sudah melimpahkan data sekolah yang rusak ke Perkim agar segera ditindaklanjuti. Karena mereka yang mengelola ini, kami hanya memberi data dan nama sekolah yang rusak, jumlah sekian,” papar Sarjudin.
“Ada anggaran dari BJB Rp 300 juta lebih sekarang dalam perencanaan di Dinas Perkim nanti TNI dan Kodim yang mengerjakan. Karena perkim yang membuat RAB kalau sudah keluar nanti diserahkan langsung ke Kodim nanti Kodim yang mengerjakan,” jelasnya.rus ada juga dari Pusat sebesar Rp 9 milyar dan APBD tadi,” lanjutnya.
Sementara itu, jelasnya, pembangunan sekolah rusak berat dan ringan akan dilakukan secara bertahap dengan sumber dana dari APBN sebesar Rp 9 milyar dan APBD yang sedang proses lelang dari Dinas Perkim.
Ia berharap sekolah di Kabupaten Serang lebih maju lagi dengan cara membangun sekolah yang lebih layak, meningkatkan potensi guru dan pengawasnya lebih baik.(Anton Sutompul/antonsutompul1504@gmail.com).