SERANG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten mendesak PT Banten West Java (BWJ) agar serius menangani pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung. Soalnya, salah satu destinasi wisata nasional yang berlokasi di Kabupaten Pandeglang itu belum menunjukkan progres maupun hasil pembangunan yang signifikan.
Padahal, sejak diresmikan pada 2015 lalu, Presiden Joko Widodo menargetkan agar pembangunan kawasan tersebut bisa selesai dalam waktu tiga tahun. Dengan begitu, pada tahun ini pembangunan KEK Tanjung Lesung diharapkan bisa sepenuhnya selesai. Pemprov juga sudah memfasilitasi PT BWJ dalam membangun sejumlah infrastruktur jalan menuju salah satu kawasan destinasi wisata di Kabupaten Pandeglang tersebut. “Sebentar lagi kan di sana (Tanjung Lesung) akan ada tol, kita maunya pemerintah melakukan pembangunan, yang di sana juga ikut bangun. Pemerintah kan sudah melalui infrastruktur jalan, jadi sisanya bukan tanggung jawab pemerintah lagi, tapi jadi tanggung jawab pengembang,” kata Sekda Banten Ranta Soeharta, Senin (19/2).
Ranta menyatakan, PT BWJ selaku pengembang KEK Tanjung Lesung harus lebih serius dalam mengurus kawasan pariwisata tersebut. Bahkan, menurutnya, Gubernur Banten Wahidin Halim sering memanggil petinggi PT BWJ untuk memastikan pembangunan di sana berjalan sesuai target yang dijadwalkan. “Pak Gubernur sudah beberapa kali panggil PT BWJ. Pak Gubernur ingin memastikan pengembangan KEK Tanjung Lesung itu berjalan serius dan betul-betul fokus. Dinas Pariwisata juga sudah promosi habis-habisan makanya di sananya juga harus gerak,” ujar Ranta.
Oleh karena itu, pihaknya mendesak PT BWJ bisa serius dalam mengurus pembangunan KEK Tanjung Lesung agar target yang diminta Presiden Jokowi bisa direalisasikan. “Kalau progresnya, mungkin bisa ditanyakan ke Bu Eneng (Kadis Pariwisata Provinsi Banten-red), tapi sekarang bisa kita lihat, sudah ada belum progresnya? Nah, itu yang ingin dipastikan oleh Pak Gubernur,” ungkap Ranta.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten Eneng Nurcahyati mengakui bahwa progres pembangunan KEK Tanjung Lesung belum menunjukkan hasil yang signifikan sesuai dengan target yang diharapkan Presiden Joko Widodo pada 2015. Kendati begitu, ia menyatakan bahwa progres pembangunan KEK Tanjung Lesung sudah ada meskipun persentasenya masih minim. “Harapan percepatan pembangunan dari Pak Presiden dalam tiga tahun ada perubahan. Bukan berarti di sana tidak ada progresnya, sudah ada investor yang masuk, sudah ada MoU (nota kesepahaman-red) dan sudah ada investasi yang memang dibangun oleh PT BWJ, meskipun memang persentasenya masih sangat kecil,” katanya.
Ia juga menyebut, dalam waktu dekat PT BWJ akan memberikan presentasi mengenai progres pembangunan KEK Tanjung Lesung. Presentasi itu akan disampaikan langsung kepada Gubernur Banten Wahidin Halim. “Jadi, yang diminta Pak Gubernur saat rapat dewan Kawasan KEK Tanjung Lesung kemarin itu harus ada laporan progresnya bagaimana. Harapannya, minggu depan atau dalam waktu dekat dari PT BWJ presentasi di hadapan Gubernur, apa yang sudah dicapai dan bagaimana rencana aksi selanjutnya,” katanya.
Dalam pertemuan nanti, kata dia, pihaknya ingin menekankan agar pembangunan KEK Tanjung Lesung tidak mengalami masalah sehingga target yang ditentukan bisa direalisasikan sesuai jadwal. “Pak Gubernur tidak ingin dalam waktu lama, dalam kepemimpinan beliau selama lima tahun ini perencanaannya seperti apa? Inginnya Pak Gubernur satu sampai dua tahun sudah bisa terlihat progresnya. Sekarang PT BWJ masih mempersiapkan bahan-bahan presentasinya,” ucap Eneng.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT BWJ Poernomo Siswoprasetijo mengatakan, salah satu kendala yang mengakibatkan progres pembangunan KEK Tanjung Lesung belum maksimal karena akses jalan menuju kawasan tersebut masih minim.
Hal itu, menurutnya, berdampak pada belum maksimalnya target kunjungan wisatawan baik yang berasal dari lokal maupun mancanegara. Ditambah, pembangunan jalan menuju Tanjung Lesung kata dia sempat berhenti pada tahun lalu.
“Selama ini kan jalan yang menjadi akses ke Tanjung Lesung masih jelek, jadi itu salah satu kendala kita untuk menarik wisatawan. Apalagi, perbaikan jalan masuk mulai dari Desa Citeureup kemarin sempat terputus, alat berat juga enggak bisa masuk selama satu tahun, jadi kita enggak bisa bawa pasir dan material lain untuk pembangunan di sini. Tapi, sekarang mulai jalan lagi pembangunannya,” katanya.
Terkait target tiga tahun yang diminta Presiden Jokowi untuk pembangunan KEK Tanjung Lesung, ia menerangkan bahwa itu untuk pembangunan Tol Serang-Panimbang. “Target tiga tahun itu jalan tolnya. Waktu itu kan Pak Jokowi menyampaikan bahwa tol ini sudah ada izinnya dari 1994,” terang Poernomo.
Ia pun berharap, pemerintah bisa terus memberikan dukungan agar pembangunan KEK Tanjung Lesung bisa dilaksanakan sesuai rencana yang telah ditentukan. “Memang kendala pengembangan KEK Tanjung Lesung itu akses jalannya. Pembangunan hotel di sini bisa terwujud kalau wisatawannya ada. Nah kalau sekarang wisatawan mau berkunjung ke Tanjung Lesung, masih terkendala oleh jalan, terus tolnya belum selesai. Tentunya ini akan membuat pembangunan di Tanjung Lesung belum bisa dilaksanakan, jadi harus dipersiapkan dulu infrastrukturnya,” ujar Poernomo. (Rifat/RBG)