Punya istri tapi seperti hidup sendiri. Begitulah yang dialami Parjo (38), nama samaran. Tinggal jauh dari istri, sebut saja namanya Tuti (37) yang tak mau diajak suami hidup di kota, Parjo tergoda wanita lain. Jadilah rumah tangga hancur.
Ditemui Radar Banten di Kecamatan Waringinkurung, Parjo siang itu tampak murung menyendiri di warung kopi. Saat diajak mengobrol, Parjo ternyata butuh teman curhat. Ia pun menceritakan panjang lebar tentang masa lalunya.
Parjo mengaku, menyesal dengan perbuatannya tiga tahun lalu yang selingkuh dengan janda di perantauan. Biasanya sebulan sekali Parjo menjenguk anak dan mantan istrinya di kampung di Kecamatan Lebak. Tapi, ia sudah tak diterima lagi. Tuti tak mau memaafkan Parjo. Ya ampun, sabar ya, Kang.
Diceritakan Parjo, perjumpaannya dengan Tuti bermula saat mereka bekerja di satu pabrik yang sama. Waktu itu, saat jam pulang kerja, Parjo membantu Tuti yang kesulitan mengeluarkan motor dari parkiran. Seolah tak membuang kesempatan, Parjo mengajak kenalan.
Keesokan harinya, keduanya bertemu lagi di tempat yang sama. Parjo meminta nomor telepon. Sejak itu, hubungan mereka semakin intens. Parjo pun mulai berani mengajak Tuti jalan-jalan keliling Serang saat hari libur kerja.
Tuti yang memiliki wajah manis, kulit putih, dan bodi aduhai mampu membuat Parjo jatuh cinta. Belum lagi sikapnya yang lembut ala-ala gadis desa, bikin Parjo klepek-klepek. “Suaranya juga halus, kalau lagi sama dia rasanya nyaman,” aku Parjo.
Parjo sebenarnya lelaki biasa. Tapi karena setiap hari mengendarai motor gede buatan Jepang, Parjo mampu menarik perhatian wanita. Apalagi sikapnya yang kalem dan lembut pada wanita, bukan hal sulit baginya menaklukkan hati Tuti.
Tak butuh waktu lama bagi Parjo dan Tuti untuk saling yakin satu sama lain, dua bulan pacaran mereka langsung menikah. “Waktu itu dia ngebet pengin nikah sama saya karena banyak lelaki yang mau melamar,” aku Parjo.
Di awal rumah tangga, Parjo dan Tuti terpaksa tinggal di rumah keluarga suami. Sambil bekerja, mereka membina rumah tangga. Tiga tahun kemudian mereka dikaruniai anak pertama. “Sengaja enggak buru-buru punya anak dulu, biar bisa kerja,” katanya.
Setelah punya anak, Tuti tak mau kerja, ia memilih fokus mengurus anak di rumah. Namun apesnya, keputusannya itu malah mendapat sindiran dari keluarga suami. Dibilang istri manja dan hanya memanfaatkan suami, Tuti tak nyaman tinggal bersama keluarga Parjo. Ia pun menuntut tinggal di kampungnya bersama keluarga di Kabupaten Lebak. Namun, Parjo tak mau, sejak itu, hubungan mereka merenggang. “Seminggu lebih saya enggak ngobrol sama dia,” aku Parjo.
Akhirnya, lantaran tak ada solusi, Parjo pun mengizinkan Tuti tinggal di kampungnya. Seminggu sekali, Parjo mengunjungi sang istri. “Ya karena kebutuhan biologis dan kangen anak, meski capek saya datengin tuh,” akunya.
Tapi, baru enam bulan bolak-balik Kecamatan Cikande-Kabupaten Lebak, Parjo jatuh sakit. Seminggu lebih dia tak masuk kerja. Parjo pun dimarahi keluarganya karena kesal dengan sikap Tuti yang tak menurut pada suami.
Sejak itu, Parjo tak lagi mengunjungi istrinya. Komunikasi keduanya pun tak seharmonis dulu. Parahnya, Parjo sering di-bully teman-temannya dengan ungkapan punya istri tapi rasa jomblo. “Ya kalau dipikir-pikir benar juga sih, saya kerja cari uang buat anak istri, tapi setiap hari kesepian terus,” curhatnya.
Saat itulah Parjo mulai tergoda mencari pelarian. Bermula dari ajakan teman berkunjung ke tempat hiburan malam, Parjo malah tergoda menjalin hubungan spesial dengan janda anak dua. Perselingkuhan itu diketahui oleh banyak orang, termasuk teman Tuti yang masih bekerja di pabrik.
Kabar perselingkuhan Parjo pun diketahui Tuti. Tuti menelepon Parjo sambil marah-marah. Tuti datang ke rumah Parjo dengan kakak dan saudaranya, keributan sempat terjadi. Akhirnya, perceraian pun menjadi solusi. “Ya karena sudah enggak bisa baikan, kita cerai,” terangnya.
Apesnya, setelah bercerai, bukannya menikahi sang janda, Parjo malah pindah ke Kecamatan Waringinkurung dan bekerja sebagai pegawai bengkel. Sampai sekarang Parjo masih menduda.
Ya ampun, sabar ya Kang Parjo. Semoga bisa kembali mendapat istri baru. Amin. (mg06/zee/ira)