JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta seluruh masyarakat bekerja keras mengurangi laju penularan virus corona di Indonesia. Hal ini ia sampaikan merespons data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Selasa (26/1), yang mencatat bahwa kasus Covid-19 sudah lebih dari 1 juta terhitung sejak awal pandemi. “Ada dua hal yang harus kita lakukan bersama-sama, ada dua hal, kerja keras, sangat keras, dan ekstra keras bersama-sama,” kata Budi melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, kemarin.
Langkah pertama, kata Budi, ialah dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan pencegahan virus.
Budi mengakui bahwa disiplin memakai masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak bukanlah hal yang mudah. Oleh karenanya, upaya tersebut harus dilakukan secara berbarengan antara masyarakat dengan seluruh komponen pemerintah. “Kita harus memastikan, kita harus bekerja keras mengingatkan diri kita sendiri, mengingatkan teman-teman kita, mengingatkan keluarga kita, dan seluruh rakyat yang ada di lingkungan kita agar kita disiplin protokol kesehatannya kita patuhi,” ujar Budi. Langkah kedua untuk menekan laju penularan virus yakni dengan bekerja keras melakukan testing, tracing, dan treatment.
Menurut Budi, upaya tersebut menjadi tanggung jawab pihaknya. Ia pun berjanji Kementerian Kesehatan akan memastikan proses testing, tracing, dan treatment dilakukan dengan baik. “Dan kita harus menyiapkan tempat isolasi yang nyaman agar yang bersangkutan bisa sembuh tanpa menulari teman-teman yang lain untuk mengurangi laju penurunan itu tadi,” kata Budi.
10 Ribu Nakes Telah Divaksin
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten memastikan 10.368 tenaga kesehatan (nakes) sudah disuntik vaksin Covid-19. Secara bertahap, semua nakes yang telah terdaftar dalam aplikasi Sistem Informasi SDM Kesehatan (SISDMK) akan mengikuti program vaksinasi.
Menurut Kepala Dinkes Banten Ati Pramudji Hastuti, dari 46 ribu lebih tenaga kesehatan di Provinsi Banten, 10 ribu diantaranya sudah disuntik vaksin covid-19.
“Jumlah nakes yang sudah di vaksin hingga Selasa malam mencapai 10.368 orang, atau di atas 20 persen,” kata Ati kepada Radar Banten, Selasa (26/1).
Berdasarkan data Dinkes Banten, lanjut Ati, jumlah nakes yang telah terdaftar dalam SISDMK sebanyak 46.319 orang. Mereka terdiri dari tenaga kesehatan dan tenaga pendukungnya di fasilitas kesehatan, baik di rumah sakit, puskesmas, klinik maupun yang praktek mandiri.
“Jumlah ini masih bisa bertambah, sebab nakes yang belum terdaftar dalam aplikasi SISDMK masih bisa mendaftar melalui Dinkes kabupaten/kota,” bebernya.
Ati yang juga menjadi juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Banten menegaskan, semua tenaga kesehatan di Banten diprioritaskan menerima suntik vaksin covid tahap pertama, termasuk para tenaga pendukung di semua faskes tanpa kecuali.
“Namun sesuai aturan, semuanya wajib daftar dulu melalui aplikasi SISDMK. Bisa didaftarkan oleh masing-masing faskes secara online,” tegasnya.
Bagi faskes yang belum memiliki akun daftar SISDMK, maka tenaga kesehatan di faskes itu harus melapor ke pengelola aplikasi SISDMK di Dinkes kabupaten/kota untuk mendaftar. Sedangkan tenaga kesehatan yang melakukan praktek mandiri, juga harus menghubungi pengelola aplikasi SISDMK di kabupaten/kota, dengan membawa KTP, Ijazah dan STR (surat tanda registrasi).
“Sasaran nakes yang di vaksin adalah yang terdaftar di SISDMK. Jika sudah terdaftar maka otomatis berhak utk mendapatkan vaksinasi. Insya Allah 83 ribu lebih vaksin untuk tahap pertama cukup untuk semua nakes di Banten,” tegas Ati.
Ati berharap, persoalan nakes yang menjadi sasaran vaksin covid sudah clear. Bagi yang belum terdaftar di SISDMK segera daftar. Adapun yang sudah terdaftar tapi belum disuntik vaksin segera datang ke faskes dengan menunjukkan KTP pada saat verifikasi ulang.
“Nakes tidak perlu menunggu undangan SMS BLASH dari Kemenkes untuk disuntik vaksin. Langsung datang ke faskes dan registrasi ulang. Diutamakan vaksinasi nakes di tempat kerjanya masing-masing, agar lebih mempermudah dan mempercepat pelaksanaan vaksinasi,” urainya.
Ati mengungkapkan, pihaknya sudah menginstruksikan semua faskes pelayanan vaksin covid-19 tetap buka di hari libur.
“Sabtu dan Minggu harus tetap dibuka pelayanan vaksinasi. Meskipun tidak semua nakes yang telah terdaftar disuntik vaksin, sebab mereka harus lolos screening saat registrasi ulang,” pungkasnya.
Sementara itu, Gubernur Banten yang juga Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Wahidin Halim kembali mengajak masyarakat Banten untuk tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Menurutnya, kedisiplinan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan turut berperan penting dalam penanganan pandemi Covid-19.
“Saya mengingatkan ulang kepada warga Banten untuk tetap disiplin protokol kesehatan di rumah, di jalan, maupun di mana saja,” ungkap Wahidin di Rumah Dinas Gubernur Banten Jl. Jenderal Ahmad Yani No.158 Kota Serang (26/1).
Gubernur yang akrab disapa WH ini melanjutkan, saat ini sudah 26 ribu orang warga Banten yang terpapar Covid-19. Bahkan, kasus terkonfirmasi Covid-19 pernah mencapai 520 kasus dalam satu hari. Hingga saat ini, yang meninggal sudah mencapai 780 orang.
“Saat ini rumah sakit di Provinsi Banten sudah hampir penuh. Pemprov Banten bersama pemerintah kabupaten/kota sudah menyiapkan hampir empat ribu tempat tidur. Namun kondisi saat ini sudah hampir penuh,” jelasnya.
WH menambahkan, meski pemerintah saat ini mampu menyiapkan rumah sakit, namun memiliki keterbatasan jumlah tenaga kesehatan. Sehingga akan menjadi masalah kalau tidak didukung oleh kedisiplinan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan.
“Sekarang klasternya bukan hanya dari perkantoran dan tempat-tempat berkumpul, tapi juga dari rumah tangga. Oleh karena itu, harus ada kepedulian kita untuk saling menjaga, saling melindungi dan saling menghormati,” ungkapnya.
Terkait vaksin Covid-19, WH mengungkapkan, dari target 46 ribu vaksin untuk tahap pertama baru mencapai 20 persen untuk para tenaga kesehatan. Sambil menunggu vaksin untuk masyarakat, WH mengimbau warga Banten untuk tidak percaya terhadap isu-isu atau hoax yang disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab terkait vaksin.
“Kalau perlu, tanyakan ke rumah sakit atau kepada mereka yang sudah disuntik vaksin. Pada aparatur pemerintah mulai dari camat, walikota, bupati, atau gubernur, silakan bertanya. Jangan terpengaruh provokasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” pungkas WH.
Terpisah, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Banten Budi Suhendar mengungkapkan, program vaksinasi tahap pertama diprioritaskan untuk tenaga kesehatan. Oleh sebab itu, semua tenaga kesehatan di Banten memiliki hak yang sama.
“Semua nakes memiliki hak yang sama, tapi harus memenuhi persyaratan seperti terdaftar di SISDMK dan dalam kondisi sehat,” katanya.
Ia melanjutkan, program vaksinasi covid-19 tidak sembarangan diberikan, termasuk kepada nakes. Menurutnya ada sejumlah persyaratan seseorang menjadi penerima program vaksinasi.
“Tak semua bisa divaksin, meskipun usianya memenuhi persyaratan namun kalau dia tidak sehat ya tidak bisa diberikan,” tuturnya.
Vaksin, lanjut Budi, adalah untuk orang sehat, sedangkan untuk orang sakit ialah obat. Artinya, syarat utama vaksin adalah keamanannya harus terjamin.
“Karena vaksin untuk orang yang masih sehat, oleh karena itu syarat utama bagi vaksin adalah keamanannya. Target pemberian vaksin adalah agar orang sehat tetap sehat dan menjadi kebal terhadap vaksin tertentu, dalam hal ini vaksin untuk covid,” bebernya.
Adapun program vaksinasi covid ialah imunisasi melalui vaksin khusus untuk perang melawan covid-19. “Jadi calon penerima vaksin tidak boleh sembarangan, semuanya harus terdata,” tegasnya.
Bila diberikan pada yang tidak sehat, justru efek sampingnya sangat tinggi. Sebab vaksin ini akan membentuk kekebalan tubuh sehingga covid tidak bisa masuk.(den/jpnn/alt)