Oleh: Muhamad Fakhrudin, Lc., MH
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sultan Ageng Tirayasa
(Dosen Pembimbing Lapangan Kelompok 89 KKM Tematik 2021)
KULIAH Kerja Mahasiswa (KKM) Tematik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Tahun 2021 merupakan suatu bentuk pengabdian mahasiswa. Banyak hal yang dilakukan mahasiswa dalam mengimplementasikan nilai-nilai dan ilmu yang didapat di bangku kuliah terutama dalam kondisi pandemi Covid-19 sekarang ini. Mahasiswa meningkatkan kapasitas dirinya dengan cara terlibat langsung berperan serta melakukan upaya membantu masyarakat di daerah asalnya masing-masing untuk pencegahan, pemutusan rantai penyebaran Covid-19. Hal itu dilakukan dengan cara meningkatkan pemahaman masyarakat di daerahnya sendiri sehingga masyarakat setempat dapat siaga, sigap dan tangguh menghadapi bencana wabah Covid-19. Kegiatan yang diadakan berupa Kegiatan KKM Tematik Daring (Online) sesuai dengan ketentuan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk KKM Tematik tahun 2021 ini berlokasi di Desa Banyuresmi, Kecamatan Jiput, Kabupaten Pandeglang, Banten yang dilakasanakan pada 16 Juli-18 Agustus 2021 dan diprakarsai oleh Muhamad Fakhrudin, Lc., MH sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan delapan orang mahasiswa yaitu Muhamad Abizar Aulia sebagai ketua kelompok, Nursintia sebagai sekertaris, Leli Masitoh, Irmasari, Suryani Robian Alawiah, Muhamad Sadidullah, Muhamad Anarki, dan Muhamad Akbar Choirudin sebagai anggota.
Pemilihan lokasi KKM di Desa Banyuresmi karena desa tersebut memiliki potensi dalam berbagai bidang, di antaranya bidang pendidikan, bidang kewirausahaan, dan bidang Pariwisata, serta memilik sumber daya alam yang sangat mumpuni untuk dikelola lebih optimal lagi ke depannya untuk menunjang perekonomian masyarakat terlebih saat pandemi.
Salah satu potensi yang sangat terlihat dari Desa Banyuresmi ini yaitu melimpahnya sumber daya alam terutama tanaman bambu. Tanaman bambu di desa ini tidak hanya dimanfaatkan sebagai bahan dasar bangunan saja melainkan juga dimanfaatkan sebagai bahan baku salah satu wirausaha yang ada di desa tersebut berupa kerajinan anyaman bambu. Selain itu, akar bambu juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk cair. Dengan melihat potensi ini maka KKM Kelompok 89 ini mengusung tema “Optimalisasi Sumber Daya Alam Desa Banyuresmi Di Masa Pandemi”. Harapan ke depan bahwa inovasi dan sumbangsih tenaga dan pikiran dari anggota kelompok ini akan memberikan manfaat untuk masyarakat terutama dalam mengoptimalkan potensi bambu untuk peningkatan perekonomian di sana.
Seluruh kegiatan dilaksanakan secara daring di rumah masing-masing anggota kelompok. salah satu contoh kegiatannya yaitu pembuatan poster edukasi kesehatan pada masa pandemi, pembuatan video promosi pariwisata Desa Wisata Banyuresmi yang bekerja sama dengan Kelompok Sadar Wisata Desa Banyuresmi, video promosi usaha kerajinan anyaman bambu bekerja sama dengan BUMDESMA Banyuresmi, pembuatan video dan pelatihan pembuatan pupuk PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) yang dilakukan oleh anggota kelompok KKM 89. Pembuatan pupuk PGPR sendiri memanfaatkan akar bambu sebagai bahan dasarnya dan beberapa bahan lainya seperti, terasi, gula, kapur sirih, dan dedak. PGPR merupakan bakteri-bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman akar adalah sumber kehidupan. Di sana terjadi pertukaran udara, unsur hara, dekomposisi dan lain-lain. Bakteri pada akar tanaman tersebut hidup secara berkoloni menyelimuti akar tanaman. Bagi tanaman, keberadaan mikroorganisme ini sangat baik, karena bakteri ini memberi keuntungan dalam proses fisiologi tanaman dan pertumbuhannya dimana PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) sangat bermanfaat bagi pemacu pertumbuhan dan fisiologi akar serta mampu mengurangi penyakit atau kerusakan oleh serangga pada tanaman.
Oleh karena itu, anggota kelompok mengolah akar dari tanaman bambu tersebut menjadi pupuk PGPR. Aktivitas bakteri pemacu pertumbuhan tanaman sangat menguntungkan bagi tanaman, baik langsung maupun secara tidak langsung. Pengaruh langsungnya didasarkan atas kemampuannya menyediakan dan memfasilitasi penyerapan berbagai unsur hara dalam tanah serta mensintesis dan mengubah konsentrasi fithothormon pemacu tumbuh. Sedangkan pengaruh tidak langsungnya adalah berkaitan dengan kemampuan menekan aktivitas patogen dengan menghasilkan berbagai senyawa atau metabolit seperti antibiotik. Pelatihan pembuatan pupuk PGPR ini diharapkan dapat menjadi manfaat bagi masyarakat desa banyuresmi terutama di bidang pertanian. Untuk melengkapi hasil kerja tersebut, kelompok 89 sudah memublikasikan video tersebut dalam grup masyarakat desa Banyuresmi, channel YouTube kelompok KKM 89 dan akun Instagram.
Selain itu, dalam KKM Tematik ini juga dilaksanakan kegiatan webinar yang berkolaborasi dengan beberapa kelompok lain diantaranya kelompok 11, 81, 90,133 dan 149. Beberapa kegiatan webinar, di antaranya webinar kesehatan dengan narasumber Dr. Seno Purnomo, MH (Ketua Bidang Data dan Sistem Informasi Tim Mitigasi PB IDI), webinar pariwisata dengan narasumber Irwan Tamrin, SE., M.Par (Peneliti Bidang Pembangunan Destinasi Pariwisata INJABAR UNPAD), webinar kewirausahaan dengan narasumber Deden Deni, SE.,MM (Kepala Dinas Koperasi UMKM Kota Tangerang Selatan), webinar lingkungan hidroponik dengan narasumber H. Anis Puad Salam, SE., MM (Owner Fans Hidro Sayurku) dan yang terakhir webinar kewirausahaan (UMKM) dengan narasumber Dr. H. Fauzi Sanusi, SE., MM (Owner Rumah Makan Taman Jaya Ujung Kulon).
Kami mengucapkan terimakasih kepada Kepala Desa Banyuresmi H. Pulung Hidayat, Kelompok Sadar Wisata, pengurus BUMDESMA, dan masyarakat Desa Banyuresmi yang telah bersinergi membantu kelancaran kegiatan KKM Tematik Universitas Sultan Ageng Tirayasa, terutama Kelompok 89. Kami juga sampaikan terimakasih kepada para narasumber yang telah membagi ilmunya dalam kegiatan webinar. Harapan kami, semoga kegiatan KKM TEMATIK Kelompok 89 Tahun 2021 ini dapat dirasakan kebermanfaatannya bagi masyarakat Desa Banyuresmi dalam mengoptimalkan potensi sumber daya alam untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa. (*)