PANDEGLANG,RADARBANTEN.CO.ID–Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang mencatat sebanyak 131 bayi meninggal dunia sepanjang tahun 2023.
Hal ini disampaikan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Pandeglang, Encep Hermawan, pada Senin, 22 Juli 2024.
Encep Hermawan menjelaskan bahwa salah satu faktor utama penyebab kematian bayi baru lahir adalah kurangnya asupan gizi pada ibu selama masa kehamilan, sehingga anak tidak tumbuh sempurna di dalam kandungan.
“Kemudian ada faktor lain yang menyebabkan kematian bayi, misalnya jika dari segi gizi, bayi tersebut lahir dalam keadaan berat badan lahir rendah (BBLR), dan juga ada bayi yang lahir kurang usia,” ungkapnya.
Selain itu, faktor gizi ibu yang kurang, seperti anemia, serta ibu hamil yang terlalu tua atau terlalu muda, juga mempengaruhi,” jelas Encep.
Encep menyampaikan bahwa angka kematian bayi baru lahir di Pandeglang tercatat mencapai 196 kasus, sedangkan angka kematian ibu sebanyak 31 kasus sepanjang tahun 2023.
Untuk periode Januari hingga Juli 2024, angka kematian bayi baru lahir tercatat sebanyak 49 kasus, sementara angka kematian ibu sebanyak 15 kasus.
“Bayangan kalau lebih rentan adalah bayi yang baru lahir seusai melahirkan. Tren kematian ibu menurun, dan ini harus kita pertahankan. Sedangkan tren kematian bayi baru lahir meningkat dan tidak bisa diprediksi,” tambahnya.
Angka kematian bayi di Pandeglang menempatkan kabupaten ini di urutan keempat dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Banten.
“Meskipun angka kematian di Pandeglang tidak tertinggi di Banten, yang tertinggi justru di Jawa Barat. Pandeglang berada di peringkat keempat setelah Serang, Lebak, Tangsel, dan kabupaten lainnya,” ucapnya.
Encep juga meminta para ibu di Pandeglang untuk rutin melakukan pemeriksaan ANC (Antenatal Care), yang bertujuan meningkatkan kesehatan fisik dan mental ibu hamil secara optimal.
“Pemeriksaan ANC yang dulu dilakukan 4 kali, sekarang menjadi 6 kali. Dua di antaranya harus pemeriksaan USG oleh dokter untuk memastikan bayi di dalam kandungan berkembang dengan baik,” tuturnya.
Pemerintah terus berupaya menekan kasus kematian bayi di Pandeglang, salah satunya dengan menyiapkan sarana dan prasarana mulai dari level puskesmas hingga rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan terhadap ibu dan anak.
“Bantuan kami lebih mengarah kepada ibu hamil yang mengalami kurang gizi kronis dengan memberikan makanan tambahan serta susu formula khusus ibu hamil. Bantuan ini diberikan oleh Dinkes, puskesmas, dan desa. Rencana tahun ini juga ada bantuan dari provinsi,” pungkasnya. (*)
Reporter: Moch Madani Prasetia
Editor: AGung S Pambudi