PANDEGLANG, RADABANTEN.CO.ID – Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Kabupaten Pandeglang mendukung optimalisasi komoditas kopi untuk mendongkrak ekonomi masyarakat. Salah satu penyediaan lahan milik Perum Perhutani seluas Dari jumlah tersebut, seluas 434,96 hektare untuk dikelola masyarakat.
Kepala Urusan Teknik Kehutanan pada BKPH Kabupaten Pandeglang, Yayat Hendrawiyatna mengatakan sebanyak 1.212 kepala keluarga (KK) memanfaatkan lahan perum perhutani seluas 125,3 hektare untuk perkebunan kopi. Program ini dijalankan melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Perhutani, menjadikannya salah satu inisiatif pertanian terbesar di wilayah ini.
“Lahan seluas 125,3 hektare ini digarap untuk tanaman kopi dan jenis lainnya melalui sistem PKS,” ungkapnya saat diwawancarai RADARBANTEN.CO.ID, Jumat 29 November 2024.
Lanjutnya, selain kopi, para petani juga memanfaatkan lahan Perhutani untuk menanam berbagai komoditas unggulan seperti melinjo, cengkeh, dan durian. Meski kopi dan cengkeh menjadi mayoritas, keberagaman tanaman ini menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.
Yayat menambahkan, kemitraan ini dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekaligus memastikan keberlanjutan pengelolaan lahan milik Perhutani.
Dikatakannya, kawasan hutan lindung di Pandeglang kini menjadi pusat pengembangan kopi Arabika dan Robusta. Kopi jenis ini tumbuh subur di ketinggian 800 hingga 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl), yang ideal untuk menghasilkan biji kopi berkualitas tinggi.
Yayat Hendrawiyatna melanjutkan, bahwa fluktuasi produktivitas kopi sering kali terjadi akibat perubahan preferensi masyarakat.
“Kadang-kadang masyarakat mengikuti tren pasar. Mindset mereka berubah-ubah tergantung mana yang lebih laku, sehingga produktivitas kopi menjadi tidak kontinyu dan mengalami naik turun,” jelas Yayat.
Meski demikian, Yayat memastikan pihaknya terus mengoptimalkan pengelolaan kopi di kawasan hutan lindung, dengan harapan dapat memberikan manfaat ekonomi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Kopi Arabika dan Robusta, yang menjadi andalan, tidak hanya menjanjikan potensi ekspor, tetapi juga membuka peluang besar untuk membangun identitas kopi khas Pandeglang.
Editor: Bayu Mulyana