LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID- Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak mencatat bahwa Klaim Asuransi Usaha Tani Padi atau AUTP di Kabupaten Lebak sepanjang 2024 masih rendah. Dari data Distan Lebak tercatat total klaim AUTP di Lebak hanya sebesar Rp48 juta.
Kepala Bidang Bina Usaha dan Perlindungan Tanaman pada Distan Kabupaten Lebak, Irwan Riyadi, membenarkan bahwa klaim asuransi petani di Lebak sangat rendah
“Untuk tahun 2024, klaim AUTP di Kabupaten Lebak itu sekitar 8 hektar sawah. Nah untuk perhektar, itu total yang bisa diklaim sebesar Rp6 juta,” kata Irwan kepada wartawan, Jumat 29 Desember 2024.
Dia menjelasknan, total tersebut berdasarkan akumulasi total 8 hektar sawah di Kabupaten Lebak yang mengalami gagal panen atau puso dengan rincian per satu hektar sawah sebesar Rp6 juta.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa partisipasi petani terhadap program AUTP di Kabupaten Lebak masih sangat rendah. Sejauh ini, Distan Lebak mencatat baru ada sekitar 213 hektar sawah di Lebak yang terdaftar sebagai peserta AUTP dari total 57 hektar sawah yang ada di Kabupaten Lebak.
Luasan sawah yang terdaftar AUTP di Lebak juga masih di bawah target partisipasi yang ditetapkan pemerintah pusat, yakni sebesar 750 hektar.
“Kita juga tentu tidak bisa memaksa ya, karena khawatir kesan yang muncul di petani itu buruk ya. Kayak mereka merasa dipaksa dan sebagainya,” tuturnya.
Dirinya menjelaskan berbagai alasan petani menolak bergabung dalam program AUTP, salah satunya ialah petani yang menganggap bahwa luas lahannya terlalu kecil hingga tidak perlu diasuransikan.
Selain itu, masih banyak petani-petani di Kabupaten Lebak yang belum menerima informasi terkait AUTP secara lengkap. Padahal, premi yang harus dibayarkan petani di program AUTP sebagian besar sudah di back up oleh pemerintah, baik melalui APBN maupun APBD.
“Premi yang dibayar itu juga diback up pemerintah. Dari Rp180 ribu perhektar permusim tanam, petani hanya Rp36 ribu. Tinggal dihitung saja, setahun misalkan dua kali tanam dengan total luasan. Sisanya dibayar pemerintah. Harusnya kan kalau keseluruhan, satu tahun bisa 112 ribu hektar tanam kan,” terangnya.
Sementara itu, salah satu petani padi asal Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Sarkaji (56) mengaku tidak mendaftarkan lahannya ke program AUTP. Dirinya juga mengaku belum mengetahui program tersebut. Selain itu, dirinya juga tak tertarik mengikuti program asuransi karena selama ini belum pernah mengalami gagal panen.
“Ya cuma berapa kotak juga sawah saya mah. Jadi ya gak perlu kayaknya ikut asuransi petani. Alhamdulillah juga selama ini panen lancar terus,” pungkasnya.
Editor: Bayu Mulyana