SERANG,RADARBANTEN.CO.ID-Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoumperindag) Kabupaten Serang menggelar pasar murah di halaman Kantor Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang, pada Kamis 16 Januari 2025.
Hal itu dilakukan guna menjaga kestabilan harga bahan pokok pasca natal dan tahun baru 2024. Ada sejumlah komoditas yang dibawa, mulai dari cabe, bawang, gula, minyak, beras, terigu hingga tomat.
Kabid Perdagangan pada Diskopumperindag Kabupaten Serang, Titi Purwitasari mengatakan, pasca tahun baru, kondisi sejumlah harga bahan kebutuhan pokok di Kabupaten Serang masih cukup tinggi.
Berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan di dua pasar di Kabupaten Serang, harga untuk cabe masih di angka Rp100 ribu per kilogramnya.
“Meski pun ada penurunan harga, dari semula Rp120 ribu, harganya belum normal. Harga sebelum 9 desember itu Rp30 sampai Rp35 ribu. Maunya kembali seperti itu,” ujarnya.
Titi merasa khawatir apabila penurunan harga tidak signifikan. Pasalnya, beberapa pekan ke depan, akan masuk pada bulan Ramadan.
Sehingga, ketika tidak ada penurunan yang signifikan, pihaknya khawatir akan ada kenaikan yang signifikan saat masuk bulan ramadan.
“Ramadan tinggal empat minggu lagi. Biar nanti ketemu ramadan, permohonan sedang tinggi ketemu ramadan harga cabe bisa turun. Makanya kita gencar kita laksanakan operasi pasar,” ujarnya.
Ia mengatakan, ada sejumlah komoditas kebutuhan pokok yang dibawa saat pelaksanaan pasar murah di halaman Kantor Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang.
“Untuk mengantisipasi lonjakan harga terhadap komoditas barang kebutuhan pokok minyak, gula, beras dengan alokasi yang dibawa minyak 500 liter, beras 400 kilogram, gula 200 kilogram, dan terigu 100 kilogram,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga menjual berbagai jenis sayuran, mulai dari cabe merah besar, cabe rawit merah, bawang hingga tomat.
“Kita juga juga menjual cabe merah besar, kita jual Rp50 ribu, cabe rawit merah Rp80 ribu, bawang Rp25 ribu per kilogram, lalu untuk tomat Rp5 ribu perkilogram.
Titi mengatakan, antusias warga untuk mengikuti pasar murah masih sangat tinggi. Bahkan, tak buruh waktu lama, barang-barang yang dijual pun habis.
“Tadi sisanya tinggal terigu, untuk harga memang lebih murah dari yang dijual di pasar,” pungkasnya.
Reporter: Ahmad Rizal Ramdhani
Editor: Agung S Pambudi