SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – PT Agrobisnis Banten Mandiri (PT ABM) memberhentikan Pelaksana Tugas (Plt) Komisaris yang dijabat oleh Handian Purwawangsa dan Plt Direktur Ronal Arinando. Mereka diberhentikan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar di ruang rapat Sekretariat Daerah Provinsi Banten, Kamis, 13 Februari 2025.
RUPS itu dipimpin oleh Penjabat (Pj) Sekda Banten Nana Supiana yang juga sebagai Kuasa Pemilik Modal (KPM) PT ABM dan dihadiri oleh Plt Sekretaris Perusahaan Irfan Nur Ma’ruf, Kepala SPI Sartono, Kepala Divisi Keuangan Wendi Adhireja, Kepala Divisi Kerjasama Yoga Utama, dan Kepala Divisi RTI Endang Saputra.
Dengan demikian, kedua Plt yang diangkat pada 3 Desember 2024 tersebut praktis hanya menjabat selama dua bulan sebelas hari.
Pj Sekda Nana Supiana mengatakan bahwa pengganti Plt Direktur dan Plt Komisaris akan segera diumumkan setelah mendapatkan arahan dari Pj Gubernur Banten, Ucok A Damenta. Tugas utama dari Plt Direktur dan Plt Komisaris adalah mempersiapkan Panitia Seleksi Direktur Utama, Direktur Operasional, dan Komisaris definitif.
“Kami akan segera mengumumkan setelah mendapatkan persetujuan dari Pj Gubernur,” kata Nana.
Meski telah diberhentikan, Ronal Arinando menyatakan optimisme bahwa PT ABM akan mencapai target RKAP 2025, mengejar ketertinggalan di tahun sebelumnya, dan kembali memperoleh laba serta memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah berupa dividen, seperti yang terjadi pada tahun 2022 lalu.
Ditambahkan oleh Ronal, selama menjabat sebagai Plt Direktur, dirinya memfokuskan PT ABM pada perbaikan kinerja keuangan dan peningkatan kapabilitas sumber daya manusia. PT ABM terus bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik, BPKP, dan Inspektorat dalam mengevaluasi sistem kerja yang terkait dengan keuangan.
“Kami juga bekerja sama dengan pengacara dan aparat penegak hukum dalam menyelesaikan pengembalian piutang dari para mitra yang sudah overdue dan juga yang wanprestasi. PT ABM bukan lembaga pembiayaan, tapi perseroda, di mana pemilik modalnya adalah Pemerintah Provinsi Banten, jadi yang masih memiliki piutang segera kembalikan sebelum berurusan dengan hukum,” tegas Ronal.
Ronal juga mengungkapkan bahwa dirinya sedang membangun integritas sebagai budaya profesionalitas di PT ABM. “Tidak hanya eksternal, di dalam perusahaan kami juga terus berbenah, melakukan sosialisasi, pelatihan, dan training kepada seluruh karyawan mengenai prinsip-prinsip yang diterapkan dalam tata kelola perusahaan yang baik dan bersih,” ujarnya.
Menurut Ronal, saat ini sudah ada 16 dokumen pedoman Good Corporate Governance (GCG) yang diterbitkan oleh Kepala SPI PT ABM sebagai panduan karyawan menjalankan pekerjaannya sehari-hari. Selain itu, belum lama ini juga telah berlangsung proses asesmen karyawan oleh asesor independen untuk memastikan penempatan orang yang tepat di posisi yang tepat di PT ABM.
Ronal berharap siapapun yang terpilih menjadi Plt Direktur berikutnya dapat membawa PT ABM mencapai target yang telah direncanakan dan terus berkontribusi bagi kebermanfaatan masyarakat. “Saya percaya, kerja keras yang dilakukan oleh PT ABM selama saya menjabat sebagai Plt Direktur dapat menjadi modal utama dalam mencapai target yang telah direncanakan dan terus berkontribusi terhadap pengendalian dan stabilisasi inflasi,” tutupnya.
Dari informasi yang diperoleh dari sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, Plt Direktur akan diisi dari internal PT ABM yang saat ini menjabat sebagai Kepala Divisi Kerjasama, sedangkan untuk Plt Komisaris akan diisi oleh Asda II Pemerintah Provinsi Banten.
Dalam RUPS ini, PT ABM juga menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025. Dalam RKAP tersebut, disebutkan beberapa inisiatif strategis PT ABM pada tahun 2025, antara lain pengembangan bisnis perdagangan komoditas pangan utama, pengendalian inflasi daerah, meningkatkan sinergi dengan pemerintah, peningkatan neraca pangan, dan pengembalian piutang dari mitra yang wanprestasi.
Dengan tema RKAP 2025 PT ABM, “Kolaboratif Bertumbuh untuk Banten Maju,” perusahaan menargetkan enam sasaran strategis usaha, yaitu memperoleh pendapatan sebesar Rp388,6 miliar, laba bersih Rp1,43 miliar, BoPo 99%, pertumbuhan total aset sebesar 101%, tingkat kesehatan “A,” dan maturitas manajemen risiko di level 3.
Editor : Merwanda