LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID – Sejumlah warga Desa Cisangu, Kecamatan Cibadak, mengamuk ke manajemen PT Wijaya Karya Serang-Panimbang (PT Wika Serpan) dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung Paripurna DPRD Kabupaten Lebak, Selasa 18 Februari 2025.
Mereka menuntut perusahaan pengelola jalan tol tersebut untuk melakukan normalisasi Sungai Cisangu yang menjadi penyebab banjir.
Pantauan Radar Banten di Gedung Paripurna DPRD Lebak, RDP berjalan panas. Bahkan, beberapa kali terjadi perdebatan antara Kepala Desa (Kades) Cisangu Doli dan manajemen PT Wika Serpan. Warga menuding Jalan Tol Serpan jadi penyebab banjir makin parah di Cisangu dan menuntut manajemen PT Wika Serpan bertanggungjawab.
“Dari dulu memang banjir, tetapi tidak sampai ke pemukiman. Saat ini, banjir masuk ke pemukiman,” tegas Doli Kades Cisangu di Gedung Paripurna DPRD Lebak.
Ia menyebutkan, warga ingin ada jawaban dan tindakan langsung dari PT Wika Serpan dalam menangani banjir. “Kami hanya butuh jawaban kongkret dan kami ingin ada solusi terkait dengan masalah ini. Karena kami ingin ada solusi,” tuturnya.
Lebih lanjut, Doli menyampaikan agar PT Wika Serpan bisa menindaklanjuti aspirasi warga. Karena banjir luapan Sungai Cisangu telah membuat masyarakat menderita.
“Kami harapkan dan solusi. Harus ada normalisasi kali Cisangu dan kedua harus ada perbaikan saluran irigasi di samping jalan tol,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi 4 DPRD Lebak Ujang Giri menyatakan, RDP ini merupakan upaya Dewan dalam memfasilitasi warga dalam menyampaikan pendapatnya. “Masyarakat Cisangu merasa dirugikan dan kita fasilitasi untuk bertemu langsung dengan PT Wika Serpan sebagai operator Jalan Tol,” kata politisi Partai NasDem ini.
Dari hasil RDP, PT Wika Serpan akan bertanggung jawab dalam menangani banjir di Sungai Cisangu. Atas dasar itu, Komisi 4 akan melakukan pengawasan terkait komitmen manajemen perusahaan dalam penanganan banjir di Cisangu.
“Tentunya ini juga akan menjadi kajian kami, terkait dengan permasalahan ini. Wika sudah respons dan kami dewan sudah mengawasi. Liat besok atau lusa mereka akan mengerjakan apa, jadi RDP belum bisa menyimpulkan siapa yang salah dan benar, jadi harus ada kajian dulu,” tuturnya.
Editor: Mastur Huda