SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Salah satu tokoh masyarakat dan pendiri Provinsi Banten, H Embay Mulya Syarif, menjelaskan keuntungan Corporate Social Responsibility (CSR) yang akan diterima oleh Pemkot Serang dari Pantai Indah Kapuk (PIK) 2.
Diketahui, PIK 2 telah menandatangani nota kesepakatan terkait pemberian CSR untuk Kota Serang.
Embay menjelaskan, saat ini kemandirian fiskal Kota Serang terbilang sangat minim, dan masih mengandalkan anggaran dari Pemerintah Pusat.
Padahal, secara historis, Kota Serang pernah berada di puncak kejayaannya di masa Kesultanan Banten.
Untuk mengembalikan itu, butuh berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemkot Serang, agar Ibukota Provinsi Banten tersebut dapat terlihat layak dan maju.
Embay mengatakan, CSR adalah kewajiban bagi perusahaan untuk diserahkan kepada masyarakat melalui Forum CSR yang dibentuk oleh pemerintah.
Nantinya, CSR tersebut akan dimanfaatkan untuk peningkatan perekonomian dan daya beli masyarakat.
“Seperti diketahui kondisi keuangan Pemkot Serang masih minim untuk membiayai program-program pembangunannya, termasuk pengembangan pariwisata yang merupakan potensi ekonomi,” ujar Embay, Kamis, 20 Maret 2025.
Kata Embay, Kota Serang merupakan kota tua yang memiliki sejumlah potensi wisata seperti religi, sejarah, hingga arkeologi darat dan di laut.
Dia pun meminta agar masyarakat mempercayakan pengelolaan CSR tersebut kepada Pemkot Serang, dan masyarakat harus ikut mengawasinya.
“Bukan masalah dukung mendukung, tapi itu aturan yang harus dipatuhi. MoU tersebut untuk penyaluran dana CSR,” ucap Embay.
Kemudian, permasalahan di Kota Serang hingga saat ini masih cukup banyak dan kompleks, seperti kemiskinan, tata kota, hingga pengangguran.
“Kita tau kalau kemiskinan di Kota Serang masih tinggi. Bahkan, kecamatan termiskin di Kota Serang itu adalah Kasemen. Maka, perlu ada pemikiran-pemikiran, kalau hanya mengandalkan APBD, mau kapan ada perubahan,” ucapnya.
Dia pun berkilas balik, Kasemen padahal merupakan sebuah wilayah yang padat dengan perdagangan. Salah satunya adalah pelabuhan internasional di Karangantu.
Namun, saat ini, keadaan Kasemen berbanding terbalik.
“Seiring dengan runtuh dan dihapuskannya Kesultanan Banten oleh Belanda, maka berakhirlah Bandar Banten tersebut. Pada saat Operasi Bhakti Siliwangi Korem 064/ Maulana Yusuf, ada upaya untuk menghidupkan kembali Bandar Banten.
Namun hingga kini belum berhasil,” terang Embay.
Editor: Agus Priwandono