CILEGON, RADARBANTEN.CO.ID – Rencana penggusuran bangunan dan kios pedagang yang menempati lahan bekas Pasar Merak oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mulai menimbulkan kecemasan di kalangan warga.
Meski sebagian menyatakan pasrah, ada pula yang belum menerima informasi resmi dan berharap masih bisa bertahan di lokasi tempat mereka menggantungkan hidup.
Salah seorang penjual es yang enggan menyebutkan namanya itu mengaku, sudah mendengar rencana penggusuran.
Pedagang es yang telah lebih dari lima tahun berjualan di trotoar bekas Pasar Merak, bersebelahan langsung dengan tembok, itu merasa usahanya tidak mengganggu rencana pelebaran jalan.
“Infonya sih iya, mau ada penggusuran dari ASDP. Cuma katanya pelebaran jalan itu sebelah kiri, kalau saya ini kan di kanan mentok sama tembok. Kalaupun digusur saya sih ya terima aja, namanya juga numpang di sini,” ujarnya pasrah.
Lain halnya dengan seorang pedagang nasi Padang yang sudah tiga tahun berjualan di lokasi tersebut. Ia mengaku belum tahu rencana penertiban dan berharap pemerintah bisa mempertimbangkan nasib para pedagang kecil.
“Saya belum tahu sih soal penggusuran itu, belum dapet info juga. Cuma harapannya ya jangan lah, ini kan penghidupan saya dari jualan ini,” ujarnya.
Sementara itu, Senior General Manager PT ASDP Indonesia Ferry, Soeharto, menegaskan bahwa lahan bekas Pasar Merak yang kini ditempati warga merupakan aset ASDP.
Menurutnya, komunikasi dengan warga sudah dilakukan dan tidak ada penolakan, namun ASDP tetap meminta dukungan dari pemerintah agar proses penertiban berjalan damai.
“Kami sudah bertemu dengan warga dan sejauh ini tidak ada penolakan, namun harapannya dibantu oleh pemerintah agar tidak ada gesekan,” jelasnya usai penandatanganan perpanjangan kerjasama penyewaan lahan dengan Pemkot Cilegon di Hotel Aston, Selasa, 22 April 2025.
Ia menambahkan bahwa pengembangan lahan tersebut akan diarahkan untuk kepentingan bisnis ASDP ke depan, namun masih menunggu arahan dari kantor pusat melalui Rencana Induk Pelabuhan (RIP).
Meski rencana penertiban digadang demi penataan kota dan pengembangan pelabuhan, para pedagang kecil di bekas Pasar Merak berharap agar suara dan nasib mereka tetap menjadi pertimbangan utama dalam setiap kebijakan yang diambil.
Editor: Agus Priwandono