SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Serang nomor urut 02 Ratu Rachmatu Zakiyah dan Najib Hamas bakal memprioritaskan tiga program yang akan dijalankan di tahun pertama ketika mereka menjabat.
Tiga program tersebut ialah penanganan sampah, pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan serta pengentasan pengangguran.
Sekadar diketahui, Zakiyah-Najib unggul pada pemungutan suara ulang (PSU) Pilkada Kabupaten Serang pada 19 April 2025 dengan memperoleh 75,91 persen suara. Saat ini tinggal menunggu pleno penetapan dari KPU hingga pelantikan.
Najib Hamas mengatakan, persoalan sampah menjadi persoalan serius dan harus diselesaikan segera oleh Pemkab Serang. Bahkan, Kabupaten Serang pernah mengalami darurat sampah karena tidak dapat membuang sampah ke TPSA.
“Supaya warga Kabupaten Serang nyaman dan tidak adanya sampah berseberangan jalan, kita akan berupaya melakukan manajemen pengelolaan sampah tingkat desa. Ini agar sampah terurai dan tidak menumpuk di TPSA. Strategi ini dimulai dari kesamaan mindset dari masyarakat dan pihak OPD terkait,” kataya, Jumat (25/4).
Menurutnya, hal utama yang harus benar-benar dibenahi ialah tata kelola penanganan sampah mulai dari level bawah hingga ke level atas. Apabila itu dapat dilakukan dengan baik, sampah tidak akan menjadi persoalan bagi Kabupaten Serang. “Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) di antaranya bagian dari tool manajemen, pengelolaan sampah akan kita kedepankan,” ujarnya.
Kendati demikian, pihaknya juga berupaya agar Kabupaten Serang memiliki TPSA sendiri sehingga tidak lagi bergantung ke daerah lain. “Ada nanti kita liat kajian di Bappeda. Ini tentunya akan masuk dalam RPJMD Kepala Daerah terpilih,” tegasnya.
Lalu mengenai persoalan pendidikan, lanjut Najib, saat ini rata-rata lama sekolah untuk masyarakat Kabupaten Serang berada di angka 7,9 tahun. Artinya, pemerintah daerah harus bekerja ekstra agar angka tersebut bisa meningkat.
“Berarti kita harus meningkatkan akses pendidikan masyarakat kepada pendidikan tingkat menengah, SMP atau yang sederajat gitu. Nah, ini harus kita dorong ke OPD pendidikan agar bisa meningkatkan,” ujarnya.
Lalu, persoalan pengentasan pengangguran di Kabupaten Serang juga akan menjadi program prioritas yang akan dijalankan di tahun pertama mereka menjabat. Karena saat ini Kabupaten Serang disebut menempati peringkat kedua jumlah pengangguran terbuka tertinggi di Banten.
“Kita akan buat road map-nya. Pertama adalah bagaimana mengurangi pengangguran terbuka, karena tidak mungkin semua angkatan kerja tertampung di pabrik. Nah, jadi ada strategi lain, salah satunya adalah penguatan UMKM,” katanya.
Pihaknya akan menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan memberikan pelatihan wirausaha sehingga mereka siap untuk membentuk UMKM. “Agar penyerapan angkatan kerja ini bisa juga terserap di dunia UMKM yang potensinya masih sangat luas. Karena ini yang menjadi harapan masyarakat, nanti tidak hanya di Serang Timur, ya pokoknya di Kabupaten Serang saja,” ujarnya.
Menurutnya, untuk mewujudkan tiga hal tersebut, tidak bisa hanya dibebankan pada bupati dan wakil bupati terpilih, melainkan juga harus juga didukung oleh OPD terkait dan seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Serang.
“Ini harus seperangkat OPD harus siap beradaptasi dengan target-target yang luar biasa. Kemudian juga strategi hexa-helix. Ya, bukan lagi penta-helix. Yaitu adalah kita berkolaborasi dengan dunia usaha, pemerintah provinsi, pusat, kemudian akademisi ya, kampus-kampus dan ee kekuatan masyarakat, civil society. Jadi, masyarakat tidak lagi ke depan menjadi penonton pembangunan, tapi masyarakat adalah bagian dari subjek perencanaan pembangunan,” ujarnya.
Menurutnya, soal efisiensi anggaran bukanlah jadi kendala untuk menjalankan program-program prioritas yang sudah direncanakan. Justru dengan adanya efisiensi anggaran, pemerintah daerah bisa lebih memfokuskan pembangunan di daerahnya masing-masing.
“Sebenarnya efisiensi itu tidak harus kita takuti. Karena teori efisiensi itu adalah optimalisasi jadi money follow function itu dimaksimalkan. Jadi uang keluar itu harus berdampak kepada impact positif bagi pembangunan. Nah, di antaranya contohnya kalau misalkan ada anggaran yang tidak tidak efektif maka ya harus dievaluasi,” pungkasnya.
Editor: Abdul Rozak