SERANG,RADARBANTEN.CO.ID-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang menunda pelaksanaan program-program strategis Kabupaten Serang yang tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Hal itu menyusul adanya kebijakan efisiensi anggaran yang harus dilaksanakan oleh pemerintah daerah sehingga membuat beberapa program di Kabupaten Serang ditunda pelaksanaannya.
Pj Sekda Pemkab Serang, Rudy Suhartanto mengatakan, di tahun 2025 Kabupaten Serang tak lagi memiliki program prioritas yang harus dijalankan, ditambah adanya kebijakan efisiensi anggaran yang harus dijalankan oleh pemerintah daerah.
“Kan program strategis Kabupaten Serang sekarang ditiadakan di tahun 2025 karena sehubungan dengan efisiensi,” katanya, Minggu 27 April 2025.
Ia mengatakan, pihaknya kemudian memilih program-program strategis yang tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat untuk ditunda dengan melakukan efisiensi.
“Kita anggap kemarin untuk bangunan gedung sementara ini tidak terlampau menyentuh masyarakat lah. Sementara ini tahun 2025 kita pending dulu aja. Bukan bukan ditiadakan ya,” ujarnya.
Ia memastikan, program-program yang terkena efisiensi anggaran di tahun 2025 tidak dihapus, melainkan ditunda dan akan dilaksanakan kembali dilaksanakan setelah kondisi keuangan Pemkab Serang kembali normal.
“Jadi yang diefisiensikan oleh kita itu kemarin kita alihkan untuk menutupi Angka defisit tahun 2025. Kemudian mudah-mudahan nanti di akhir bulan semuanya sudah beres. Mudah-mudahan 2026 kita sudah mulai bernafas lega dan kondisi APBD kita sudah mulai normal lagi,” ujarnya.
Ia mengatakan, efisiensi anggaran sebesar Rp290 miliar rupiah. Namun yang baru terealisasi baru sebesar Rp240 miliar. “Untuk sisa devisitnya kita genjot di pendapatan hingga akhir 2025 sekitar Rp50 miliar, semoga tercapai,” ujarnya.
Ia mengatakan total ada sebanyak 8 item yang menjadi sasaran efisiensi
anggaran mulai dari perjalanan dinas, hingga kegiatan-kegiatan seremonial.
“Kemudian kegiatan-kegiatan seremonial hilang, termasuk MTQ. Kemudian makan minum diefisienkan, semua sekarang diefisienkan. Bahkan ada beberapa yang efisiennya di angka lebih dari 60 persen. Nah itu kita pindahin angkanya nanti kita blok supaya Yang dipindahin itu jangan direalisasi,” pungkasnya.
Reporter: Ahmad Rizal Ramdhani
Editor: Agung S Pambudi