Oleh : DR. KH. Encep Safrudin Muhyi, MM., M.Sc, Pimpinan Pondok Pesantren Fathul Adzmi
Sabda Rasulullah Saw :
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Artinya : Perumpamaan kaum mukmin itu dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Jika ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan demam (turut merasakan sakitnya). (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Perjalanan Spiritual
Ibadah haji adalah ibadah sekaligus perjalanan spiritual yang menghubungkan jutaan umat Muslim dari berbagai penjuru dunia. Setiap tahun, jutaan orang berkumpul di kota suci Makkah untuk melaksanakan rangkaian ibadah yang telah diwariskan sejak zaman Nabi Ibrahim AS dan disempurnakan oleh Nabi Muhammad Saw.
Sebagaimana ibadah lainnya, haji memiliki rukun yang mesti dilaksanakan oleh jamaah haji, yaitu ihram, wukuf di Arafah, tawaf ifadah, sa’i, tahalul, dan dilaksanakan secara tertib. Semua rangkaian rukun tersebut berdasarkan petunjuk dari Nabi SAW yang dapat dirujuk dalam hadits.
Ibadah haji merupakan perjalanan spiritual yang mendalam, bukan sekadar perjalanan fisik ke Mekkah. Melalui ibadah haji, umat Islam dapat mendekatkan diri kepada Allah, merenungkan makna hidup, dan memperkuat iman. Perjalanan ini memberikan kesempatan untuk introspeksi diri, memperbaiki hubungan dengan sesama, dan merasakan kebersamaan dengan jutaan umat Islam dari seluruh dunia.
Makna haji sebagai, pertama, perjalanan spiritual yaitu, menghubungkan dengan Allah. Kedua, haji merupakan momen untuk memperkuat ikatan spiritual dengan Allah melalui berbagai ritual dan doa yang dilakukan di tempat-tempat suci. Ketiga, sebagai wahana introspeksi diri, selama haji, jamaah dihadapkan pada momen-momen yang menguji kesabaran, ketekunan, dan ketakwaan, yang dapat mendorong introspeksi diri dan memperbaiki kelemahan.
Keempat, nilai kebersamaan dan persaudaraan, haji memberikan pengalaman kebersamaan yang luar biasa dengan jutaan jamaah dari berbagai negara, yang menghilangkan batas-batas etnis dan budaya. Kelima, pengalaman spiritual yang mengubah hidup yaitu haji dapat menjadi titik balik dalam kehidupan, membawa semangat baru dalam menjalankan tugas dan kehidupan sehari-hari setelah kembali ke tanah air.
Selama melaksanakan ibadah haji para jamaah pasti akan menghadapi berbagai tantangan dan ujian. Namun jamaah perlu menyadari bahwa Allah Swt senantiasa membersamai dan melindungi jamaah. Pada perjalanan suci ini, jadikanlah setiap langkah sebagai kesempatan untuk memperdalam iman dan mendekatkan diri kepada Allah. Jadikanlah setiap ibadah sebagai sarana untuk memurnikan hati dan memperbaiki akhlak.
Ibadah haji adalah salah satu melting point atau titik lebur kaum muslim. Semua muslim dari berbagai penjuru dunia dan segala suku bangsa, bahasa, dan warna kulit menyatu dalam suasana penuh keharuan dan kekhusyukan di hadapan Allah Yang Maha Perkasa. Tidak tampak lagi perbedaan, termasuk strata sosial dan ekonomi, dalam pelaksanaan ibadah haji. Semua berbusana kain ihram. Semua melantunkan kalimat talbiyah. Semua mengharap rida Allah Swt.. Semua sama-sama menggemakan keagungan syiar-syiar Allah Swt.
Haji Itu Arafah
Saat ini lebih jutaan kaum muslim dari segenap penjuru dunia berkumpul di Tanah Suci, tentu untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji tentu terkait erat dengan kegiatan jemaah haji wukuf di Arafah atau Hari Arafah (9 Zulhijah). Penting untuk memahami bahwa ungkapan “Haji adalah Arafah” yang disampaikan oleh Rasulullah SAW bukanlah untuk mengabaikan rukun haji lainnya, tetapi untuk menegaskan betapa krusialnya wukuf di Arafah dalam pelaksanaan haji.
Wukuf di Arafah merupakan rukun haji mutlak, yang menentukan sah tidaknya ibadah haji bagi seseorang. Sehingga, wukuf menjadi rukun yang harus dijalankan bagaimana pun kondisi jamaah haji. Wukuf di Arafah adalah saat fisik jamaah berhenti di Padang Arafah. Sedangkan jiwa dan spiritual jamaah sedang berjumpa dengan Allah SWT. Wukuf di Arafah biasanya menimbulkan rasa haru, karena teringat dosa serta yaumul mahsyar saat manusia harus bertanggung jawab.
Wukuf berarti hadir dan berada di manapun di Arafah meski dalam keadaan tidur, terjaga, di atas kendaraan, duduk, berbaring, suci atau pun tidak. Saat pelaksanaan wukuf, seluruh jemaah akan bermalam di tempat suci dan bersejarah tersebut. Wukuf dilakukan pada 9 Dzulhijjah, atau sehari sebelum hari raya Idul Adha. Pelaksanaan wukuf adalah sejak gelincir matahari (zuhur) di hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga terbit fajar (subuh) malam Idul Adha (10 Dzulhijjah).
Tempat yang luas yaitu Padang Arafah, di tempat inilah jutaan umat Islam berkumpul untuk melaksanakan salah atu rukun haji, yaitu wukuf.
Arafah juga tempat mustajab untuk bermunajat dan meminta ampun kepada Allah swt. Di Arafah inilah dulu Adam melakukan i’tiraf (pengakuan) dosa kepada Allah, Sang Pencipta. Di tempat inilah dulu Ibrahim mengetahui bahwa mimpi menyembelih Ismail adalah wahyu dari Tuhannya. Di Arafah juga para Nabi dan kekasih Allah mampu mencapai puncak pengetahuan (ma’rifah).
Padang Arafah tak sekedar padang sahara biasa. Ia adalah tempat bertuah. Idealnya, di tempat itulah puncak makrifat dan pengetahuan kehambaan seseorang dapat dicapai. Sebagaimana dulu para Nabi dan kekasih Tuhan mendapatkannya.
Wukuf merupakan ritual ibadah yang menentukan ibadah haji bagi sesorang. Padang Arafah tempat dilaksanakannya Wukuf dan hanya satu tempat di dunia ini, meskipun kondisi pernafasan harus berada di Arafah pada tanggal 09 Zulhijah, meskipun hanya satu menti atau pun detik termasuk pencanangan murur.
Arafah juga sebagai tempat perpecahan nilai kemanusiaan. Arafah adalah simbol mengenal Allah SWT. Wukuf adalah berdiam diri sambil mereneungi atas dirinya, menghilangkan sifat buruk menggantikan dengan sifat baik, memohon ampunan Allah, berserah diri, untuk meraih kesempurnaan, ritual Wukuf manusia meraih kembali fitrah kemanusian yang telah rusak akibat kesombongan, keangkuhan serta kezaliman manusia apapun bentuk dan jenis kenistaan yang pernah dilakukan dihadapan Allah Swt. Ritual Wukuf mengembalikan kesucian setiap manusia dari segela noda dan dosa.
Jamaah haji patut bersyukur dan berbahagia yang menentukan semua jamaah haji berada di tempat yang mulia. Padang Arafah untuk menjalankan ritual Wukuf utama dari ibadah haji. Betapa banyak dosa yang telah kita perbuat kepada Allah SWT, kepada sesama manusia, kesalahan isteri kepada suami, kesalahan suami kepada isteri, anak kepada orang tua, dengan permohonan ampunan dan ridha Allah Swt semuanya diampuni Allah Swt.
Dengan demikian, haji dan umrah adalah perjalanan spiritual yang membawa seorang Muslim menuju kedekatan yang lebih intens dengan Allah. Melalui pelaksanaan ibadah ini, umat Islam tidak hanya memenuhi kewajiban agama tetapi juga mendapatkan hikmah dan manfaat spiritual yang mendalam. Kesetaraan, persatuan, pengampunan dosa, peningkatan ketakwaan, serta kesabaran dan ketabahan adalah beberapa hikmah yang dapat diambil dari pelaksanaan haji dan umrah. Semoga setiap muslim yang melaksanakan ibadah ini mendapatkan keberkahan dan rahmat dari Allah Swt.

Penulis Adalah Pimpinan Pondok Pesantren Fathul Adzmi Cikedal Pandeglang / Penulis Buku Islam Dalam Transformasi Kehidupan & Buku Kepemimpinan Pendidikan Transformasional.