LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID – Pedagang di Pasar Sampay, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, mengeluh akibat penerapan sistem e-parkir. Mereka mengaku, e-parkir berdampak pada penurunan pendapatan harian.
Setelah e-pakir diterapkan sekitar dua pekan lalu, pendapatan pedagang disebut semakin menyusut.
Menurut Azis Kusmawan, Ketua Paguyuban Pasar Sampay, uang yang diperoleh pedagang kini hanya sekitar Rp 80.000 per hari. Sebelumnya, pedagang mendapat untung ratusan ribu sebelum ada e-parkir.
“Sebelumnya, kami bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu, tapi sekarang karena adanya e-parkir, banyak pembeli yang enggan datang ke pasar karena biaya parkir yang meningkat,” ujar Azis kepada RADARBANTEN.CO.ID, Minggu, 25 Mei 2025.
Azis menjelaskan bahwa pedagang di Pasar Sampay sudah menyampaikan keluhan ini kepada pihak terkait, termasuk pemerintah daerah.
Dengan hasil sidak yang dilakukan DPRD Lebak beberapa waktu lalu, ia berharap ada keputusan untuk mengevaluasi penerapa e-parkir.
“Kami ingin gate parkir tetap dibongkar, karena sudah menurunkan pengunjung ke Pasar Sampay,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Lebak, Acep Dimyati, mengakui bahwa penerapan e-parkir memang dapat berdampak pada pedagang.
Namun, ia juga menekankan bahwa sistem ini diterapkan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dan memperbaiki manajemen parkir.
“Kami memahami keluhan para pedagang, dan kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencari solusi termasuk dengan Disperindag untuk mencari solusi yang terbaik bagi semua pihak,” kata Acep.
Acep menambahkan bahwa DPRD Lebak akan terus memantau pelaksanaan e-parkir di Pasar Sampay dan untuk memastikan bahwa sistem ini tidak memberatkan masyarakat, terutama para pedagang kecil.
“Kami sudah melakukan pembahasan dengan pengelola parkir yang merupakan pihak ketiga, mereka mengaku dalam sehari untuk Rp 2 juta. Jadi di sini kalau dilihat berarti pengunjung banyak, tapi yang menjadi pendapatan pedagang menurun, sehinggal hal ini akan menjadi bahan evaluasi,” pungkasnya.
Editor: Agus Priwandono