CILEGON, RADARBANTEN.CO.ID – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cilegon mengaku akan mengawal rencana masuknya investasi dari pengusaha asal Guangdong, Cina, ke Kota Cilegon.
Anggota Komisi I DPRD Kota Cilegon, Ari Muhamad, saat dikonfirmasi Radar Banten melalui sambungan telepon menyampaikan bahwa pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari kedatangan awal pihak investor ke DPRD dan juga audiensi mereka dengan Walikota Cilegon.
“Ini hanya lanjutan dari pertemuan sebelumnya. Kami ingin tahu sejauh mana kesiapan Pemkot dalam menindaklanjuti minat investasi ini,” ujar Ari.
Menurutnya, investasi dari Guangdong berpotensi besar mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya dalam pengembangan pelabuhan, kawasan pergudangan, dan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
“Investor butuh kepastian. Kalau mereka butuh lokasi pergudangan atau pelabuhan, semua infrastruktur pendukungnya harus sudah siap,” tegasnya.
Ari mengungkapkan, Pemkot Cilegon sebenarnya memiliki aset lahan yang bisa ditawarkan, meski berada di luar wilayah administratif Cilegon.
Salah satunya adalah lahan seluas 19 hektare di Desa Pamengkang, Kecamatan Keramatwatu, Kabupaten Serang, serta lahan seluas 3,2 hektare di wilayah Terate.
“Kita baru tahu juga bahwa Cilegon punya aset di luar kota. Tapi memang tantangannya adalah akses jalan menuju lokasi. Itu juga jadi perhatian utama investor,” katanya.
Ari menambahkan, jika lahan di Kabupaten Serang dianggap kurang menarik oleh investor, maka Pemkot bisa menawarkan lahan alternatif di wilayah Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon. Terdapat lahan milik warga yang masuk zona industri dan dinilai lebih siap dari sisi lokasi dan aksesibilitas.
“Kalau mereka tidak berminat di kabupaten, bisa kita arahkan ke Ciwandan. Yang penting lahannya legal dan sesuai RTRW,” lanjutnya.
DPRD, kata Ari, akan terus mengawal proses penjajakan ini karena berkaitan langsung dengan upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Cilegon di tengah keterbatasan anggaran daerah.
“Kita getol mengawal ini karena ini bagian dari ikhtiar kreatif menghadapi defisit anggaran. Perlu sinergi eksekutif dan legislatif untuk menarik investor,” tandasnya.
Editor: Bayu Mulyana