SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Pemerintah pusat merencanakan pemangkasan Dana Alokasi Umum (DAU) dalam Rancangan APBN 2026 sebagai bagian dari restrukturisasi anggaran dan efisiensi transfer ke daerah (TKD). DAU, sebagai dana yang fleksibel dan tak terikat program spesifik, menjadi salah satu komponen yang dikurangi untuk mengurangi beban belanja pusat.
Pemangkasan DAU diperkirakan akan sangat memberatkan daerah-daerah yang bergantung besar pada transfer pusat untuk membiayai operasi pemerintahan, pelayanan dasar, dan pembangunan. Banyak pemerintah kabupaten/kota yang belum memiliki kapasitas fiskal memadai kelimpungan menyiasati pembiayaan program-program pembangunan di tengah kesulitan anggaran.
Dampaknya, proyek-proyek infrastruktur, layanan kesehatan, pendidikan, dan pemeliharaan jalan di daerah diprediksi akan terganggu dan mengalami penundaan bila dipaksakan dengan anggaran terbatas.
Berita lainnya terkait peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-393 Kabupaten Tangerang tahun ini tidak hanya menjadi ajang selebrasi seremonial. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, momentum ini menjadi refleksi dan ajakan untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, masyarakat, akademisi, dan dunia usaha guna memperkuat pondasi pembangunan daerah yang inklusif dan berkelanjutan.
Dosen Fisip Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), Memed Chumaedy, menilai usia 393 tahun bukan sekadar angka sejarah, melainkan cermin perjalanan panjang masyarakat Tangerang dalam menghadapi perubahan zaman. Menurutnya, kondisi ekonomi dunia yang bergejolak menuntut daerah untuk lebih adaptif, efisien, dan kreatif dalam mengelola sumber daya.
“Tantangan ekonomi global tidak bisa dihadapi hanya oleh pemerintah. Diperlukan sinergi antara masyarakat, pelaku usaha, akademisi, dan komunitas lokal agar pembangunan tetap berkelanjutan,” ujar Memed, Minggu 12 Oktober 2025.
Berita lainnya, ribuan masyarakat di pesisir pantai Banten Selatan menggantungkan hidup mereka kepada laut, setiap harinya mereka pergi melaut untuk menangkap ikan agar bisa terus menyambung hidup. Namun, nasib mereka kini terancam. Bukan oleh efek perang dagang Amerika-Tiongkok, ataupun radioaktif Cs-137 yang sempat menggemparkan dunia. Melainkan karena abrasi.
Fenomena abrasi pantai yang semakin meluas di wilayah pesisir menjadi bukti nyata kerusakan lingkungan yang kini mengancam kehidupan nelayan. Garis pantai yang kian terkikis membuat banyak pemukiman dan area tambatan perahu nelayan terancam hilang, terutama di pesisir Banten Selatan.
Isu kerusakan lingkungan ini menjadi tajuk utama yang disuarakan para nelayan di Kabupaten Lebak melalui Festival Nelayan Karang Kabua. Festival ini digelar di Pantai Bayah, Desa Bayah Timur, Kecamatan Bayah, Sabtu (12/10).
Nah itulah beberapa rangkuman berita di koran Radar Banten. Selain berita tersebut, masih ada berita lain yang menarik. Untuk lebih lengkapnya anda dapat berlangganan koran Radar Banten atau pun berlangganan koran digital. Selain itu, anda juga dapat membaca berita seputar Banten di radarbanten.co.id.
Editor: Mastur Huda











