Oleh : Dr KH Encep Safrudin Muhyi, MM, M.Sc, Pimpinan Pondok Pesantren Fathul Adzmi )
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَاَهُمْ بِالْحَقِّۗ اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اٰمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًىۖ ١٣
Artinya : Kami menceritakan kepadamu (Nabi Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami menambahkan petunjuk kepada mereka. (QS. Al-Kahfi : 13)
Pewaris Masa Depan
Pemuda adalah generasi penerus yang akan memegang tampuk kepemimpinan di masa depan. Peran mereka sangat krusial sebagai pewaris bangsa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan. Sebagai agent of change, pemuda idealnya mampu menyeimbangkan antara kepentingan duniawi dan ukhrawi. Dunia adalah ladang tempat manusia berikhtiar untuk kehidupan akhirat kelak, sementara akhirat adalah tempat menuai hasil amal baik selama di dunia.
Pemuda menyimpan potensi mimpi dan energi yang besar. Mimpi ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pribadi untuk diwujudkan, tetapi juga harus diorientasikan untuk memberikan manfaat bagi komunitas dan bangsa. Menjadi pemimpin membutuhkan persiapan matang melalui proses panjang yang tak selalu mudah.
Masa depan sebuah bangsa terletak di tangan pemudanya saat ini. Oleh karena itu, pemuda dituntut untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan dengan mengedepankan akhlak, kreativitas, serta produktivitas. Kombinasi kreativitas dan akhlak akan membentuk karakter dan moralitas bangsa di masa mendatang.
Sikap yang paling dibutuhkan dari pemuda di masa depan adalah kejujuran, ketahanan mental, keahlian, dan kepribadian yang baik. Profesi apa pun yang dipilih, persiapan harus dimulai dari sekarang, baik dari segi hati, mental, maupun kejujuran.
Dengan landasan sikap inilah, pemuda generasi masa depan akan meraih posisi yang baik dan menjadi generasi yang dibanggakan oleh bangsa, negara, dan masyarakat. Marilah sebagai pemuda, kita menjadi pribadi yang riang gembira dan berkontribusi dalam membangun bangsa yang kuat.
Dalam ajaran Islam, Rasulullah SAW adalah teladan utama dalam kepemimpinan. Beliau menjadi suri teladan dan panutan dalam memimpin umat. Pemuda memiliki potensi besar berupa energi, kreativitas, dan inovasi untuk membangun bangsa. Mereka adalah agen perubahan yang harus menjadi pelopor pembaharuan dan tidak boleh bersikap pasif.
Ingatlah, pemimpin masa depan harus mempersiapkan diri secara lahir dan batin. Oleh karena itu, pemuda memerlukan bekal intelektual berupa ilmu pengetahuan, keterampilan analitis, dan kemampuan membuat keputusan yang tepat di era digital.
Selain itu, bekal karakter juga sangat penting. Bangunlah akhlak mulia, jauhi kelemahan seperti lemahnya semangat hidup dan akhlak, serta teladani perjuangan para pendahulu. Sudah seharusnya pemuda tidak hanya menjadi penonton, tetapi aktif berkontribusi dalam pembangunan dan mewujudkan bangsa yang lebih baik.
Dengan demikian, pemuda adalah calon generasi penerus bangsa. Bung Karno pernah berkata, “Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Kalimat ini mengandung makna mendalam bahwa di tangan pemudalah kejayaan suatu bangsa berada. Harapan besar bagi para pemuda untuk dapat membangun peradaban dunia yang lebih baik, serta menjunjung tinggi nilai-nilai Islam sebagai agama yang membawa keselamatan bagi seluruh umat manusia, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Kompetensi Intelektual & Spiritual
Tantangan masa depan yang dihadapi pemuda bukanlah hal yang mudah, tetapi justru menjadi pembelajaran berharga. Mereka dipersiapkan untuk menjadi pemimpin yang tidak hanya kompeten secara intelektual, tetapi juga tangguh secara mental dan spiritual. Pemuda adalah harapan yang akan membawa perubahan positif bagi negara, bangsa, dan agama.
Masa depan sebuah bangsa ditentukan oleh pemudanya saat ini. Apa yang ditekuni pemuda saat ini akan memberikan gambaran tentang masa depan bangsa, ketika mereka mulai menempati posisi penting sebagai pengambil keputusan. Oleh karena itu, pemuda dituntut untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan.
Sikap yang paling dibutuhkan dari pemuda di masa depan adalah kejujuran, ketahanan mental, keahlian, dan kepribadian yang baik. Profesi apa pun yang dipilih, persiapan harus dimulai dari sekarang, baik dari segi hati, mental, maupun kejujuran. Dengan landasan sikap inilah, pemuda generasi masa depan akan meraih posisi yang baik dan menjadi generasi yang dibanggakan oleh bangsa, negara, dan masyarakat.
Intelektualitas pemuda masa kini adalah kepemimpinan masa depan. Generasi muda saat ini adalah calon pemimpin bangsa selanjutnya. Oleh karena itu, pemuda harus mempersiapkan diri secara mental, spiritual, dan intelektual dengan mengembangkan kreativitas, inovasi, integritas, serta kecerdasan. Masa depan bangsa bergantung pada bagaimana generasi muda saat ini dibina dan mempersiapkan diri untuk mengemban tanggung jawab kepemimpinan.
Para pemuda diharapkan mampu menghadirkan ide-ide segar dan inovatif demi kemajuan bangsa dan masyarakat. Intelektualitas yang kokoh menjadi landasan utama bagi terciptanya inovasi tersebut. Namun, intelektualitas ini harus diimbangi dengan akhlak dan moralitas yang luhur, karena hal inilah yang akan membentuk karakter dan moralitas bangsa di masa depan.
Oleh karena itu, intelektualitas dan spiritualitas memiliki peran krusial bagi pemuda dalam membentuk karakter, menemukan jati diri, serta membangun ketahanan diri dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
Sayangnya, kesadaran spiritualitas di kalangan pemuda saat ini cenderung menurun akibat pengaruh teknologi digital dan kesibukan sehari-hari, yang pada akhirnya membuat mereka lebih rentan terhadap perasaan hampa dan kegelisahan.

Dr KH Encep Safrudin Muhyi, MM, M.Sc, Pimpinan Pondok Pesantren Fathul Adzmi Cikedal Pandeglang & Anggota FKUB Provinsi Banten











