SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), sebanyak 10 komoditas diprediksi berpotensi mengalami kenaikan harga dan menjadi penyumbang inflasi. Perkiraan tersebut merujuk pada pola harga selama tiga tahun terakhir.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten, Rawindra Ardiansah, menegaskan bahwa prediksi kenaikan harga bukan berarti kepastian. Karena itu, antisipasi lintas sektor tetap diperlukan.
“Pertama, saya sampaikan dulu bahwa belum tentu harga tinggi. Jangan membentuk ekspektasi seperti itu. Kita bekerja sama dengan TPID karena wadah pengendalian inflasi memang ada di TPID,” ujar Rawindra dalam High Level Meeting TPID Provinsi Banten 2025, Rabu 10 Desember 2025 di kantor Perwakilan BI Banten.
Sebagian Kebutuhan Bisa Dipenuhi Produksi Lokal
Menurut Rawindra, tidak semua komoditas harus didatangkan dari luar daerah.
“Misalnya beras, kita surplus. Neraca pangan menunjukkan mana yang surplus dan bisa kita andalkan hasilnya,” jelasnya.
Namun untuk komoditas yang defisit, suplai dari luar daerah merupakan hal normal dalam mekanisme perdagangan. Ia menekankan bahwa kelancaran jalur logistik menjadi faktor paling menentukan stabilitas harga.
“Yang harus kita jaga adalah jalur transportasinya. Pembentuk harga sebagian besar berasal dari biaya logistik,” katanya.
Potensi Kenaikan Tarif Pesawat
Rawindra juga menyoroti risiko kenaikan tarif angkutan udara menjelang musim liburan akhir tahun.
“Akhir tahun adalah musim liburan. Ada tiket pesawat. Kementerian Perhubungan nanti akan hadir untuk memastikan apakah ada diskon tiket pesawat,” ujarnya.
Inflasi Banten Melandai dalam Tiga Tahun Terakhir
Secara historis, tekanan inflasi pada periode Nataru memang kerap terjadi. Namun tren inflasi Banten terus membaik:
- Desember 2022: 5,08%
- Desember 2023: 3,06%
- Desember 2024: 1,88%
Mitigasi inflasi turut diperkuat setelah adanya arahan Menko Perekonomian agar daerah menjaga stok, distribusi, dan ekspektasi harga di masyarakat.
10 Komoditas yang Diprediksi Naik Jelang Nataru
Bank Indonesia mencatat sepuluh komoditas berikut sebagai potensi penyumbang inflasi:
- Bensin – 0,43%
- Telur ayam – 0,43%
- Minyak goreng – 0,19%
- Bahan bakar – 0,19%
- Sewa rumah – 0,13%
- Rokok kretek filter – 0,13%
- Daging ayam ras – 0,13%
- Angkutan dalam kota – 0,13%
- Angkutan udara – 0,09%
- Bawang merah – 0,09%
Editor : Krisna Widi Aria











